Minggu, 29 September 2013

dosa- dosa besar

                                                                                DOSA DOSA BESAR
Dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW mengkhabarkan
حديث انس قال : رسو ل ا لله  صلى ا لله  عليه  و سلم عن ا لكبائر قال : الا ئشراك با الله  و عقوقا الولدين
وقثل النفسى , وشها دة ا لزور.
Artinya : Hadits dari pada annas telah berkata : Telah bertanya ia kepada Rasulullah SAW,tentang  segala dosa besar .Berkata lah Rasulullah SAW bahwa dosa besar itu ialah syirik kepada Allah SWT,murka terhadap kedua orang tua,membunuh sesama dan saksi yang palsu (sumpah palsu).
            Dari hadits ini dapat kita ambil sebuah natijah dari pada sebuah qadiah yang telah tersusun dalam hadits ini yang mengkhabarkan tentang  masalah dosa2 besar,diantaranaya ialah ,bahwa dosa dosa besar itu
A.       syirik kepada allah SWT dalam arti kata syrik kepada allah SWt ini adalah menyekutukan allah ataupun menduakan allah SWT bahkan membanding bandingkan allah SWT dalam segala hal.
B.      Murka terhadap kedua orang tua/durhaka terhadapnya.
C.      Membunuh/mendhalimi sesama dan lainnya hingga mati.
D.      Bersaksi palsu/sumpah yang palsu (munafik)
                Berbicar tentang syirik,sebenarnya hal ini cukup luas pemahamnnya,bahkan cukup dalam pengertiannya yang tidak kita pahami,namun dalam hal ini,ampunan saya kepada Allah,rahmat,hidayah dan petunjuk dari padanya,dengan kelemahan dan kefakiran  saya akan mencoba mengkhbarkan sedikit tidaknya pengertian syirik ini semampu nya.
                A.“ syirik kepada Allah SWT.
“syirik  asal kata dari kalimat syaraka yang artinya menduakan allah SWT.
Syirik ada dua fersi  antaranya ialah :
·         Syirik shaghir (kecil)
·         Syirik kabir    (besar)
“Syirik kecil (shaghir)pemahaman secara globalnya  ialah : semua perihal atau perkara yang haram yang menjadikan prasarana (wasilah) atau pengantar (dzari’ah) kepada syirik besar dan terdapat dalil  (madlul) penamaan syirik terhadapnya. (kitab Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/517).
“Syirik kecil adalah semua bentuk perkataan maupun perbuatan yang bisa mengantarkan kepada syirik besar, seperti ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagung agugkan atau memuji dan memuja  makhluq yang tidak sempurna keta’atannya dan  beribadah yang palsu,kemudian ia  bersumpah dengan nama selain Allah swt,ia  riya’ takabbur,sum’ah,hasud,namimah dan lain lain yang semua itu bukanlah sifatnya manusia pada hakikatnya, karna mencapai martabat ketuhanan,dan bisa merusak keyakinan dan keimanan dalam ber’umudiah kepada allah, SWT,akan tetapi syirik shghir (kecil) ini bukanlah syirik yang bisa mengkafirkan atau mengeluarkan seseorang dari agamanya,akan tetapi iadapat terputus irhash dan washilah ketauhidannya nya bahkan keimanannya kepada alla SWT secara dhahiriah maupun bathiniah.” (Al-Qoulus Sadid, hal. 24, lihat Al-Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah, 1/139)
Retorikanya
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan
menghilangkan wasilah (perantara) kepada syirik besar.

Syirik Kecil Ada Dua Macam.

Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
yang artinya :

Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.

“dalam sebuah riwayat abu Qutailah Radhiyallahuma menuturkan :  bahwa pada zaman rasulullah SAW  ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendaknya.karna tidak akan jadi semua gerak dan laksan arencana hamba bila tadk ada izin dan kehendaknya itulah sebabnya rasulullah SAW mengajarkan demikian.
   Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah,
mka tak akan terjadi dam si fulan adalah washilah dari allah SWT".inilah ucapan sumpah yang tidak keluar dari jalur ketauhidan dan keimanan dalam agama islam.
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah
.
Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lain lainya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
yang artinya :

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'
dan sifat sifat dhahir dan bathin yang dapat menghilagkan segala fahala ‘amal dan ubudiah.

syirik kabir (besar) pemahaman secara globalnya adalah : seseorang yang mengadakan tandingan atau perbandingan bagi Allah Ta’ala dalam perkara rububiyah, uluhiyah,ilaahun dan asma’ was shifat wa af’alullah. (lihat Ma’arijul Qobul, 2/483,atau  Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/516).
Syirik besar adalah seseorang yang mengadakan tandingan bagi Allah, sehingga ia berdoa kepada tandingan tersebut sebagaimana ia berdoa kepada Allah baik dengan cara dhahir maupun bathin  ataupun ia takut kepada allah namun hakikat laksana apa yang dia kerjakan selalu dalam hal hal yang menyimpang keagaman baik dalam keadan yang bermetafisika ataupun yang rill,yang semua itu benar benar jauh dari nilay nilay keagaman dan syari’at yang telah di bai’atkan oleh para Nabi nabi dan rasul sebagai mana keyakinan dalam bertauhidkan Allahu rabul jalali,yang maha esa lagi maha tinggi yang ليس كمسله شيئ وهو السمع البصير  kemudian harapan dan cintanya kepada allah SWT hanyalah sebagai naluri ungkapan belaka akan tetapi prihal kelakuannya jauh dari demikian, dan lagi ia mempersembahkan dirinya baik dhahir maupun bathin kepada selain allah untuk sarana ibadahnya,bahkan dalam satu bentuk ibadah ia menafikan segala asmaullah,sifatullah,wa af’alullah dalam bentuk hal apapun dan jenis apapun (lihat kiatb Al-Qaulus Sadid Syarh Kitabut Tauhid, hal. 24).
Syirik kabir (besar) ini memiliki unsur unsur pemahamn secara keseluruhan diantaranya ialah
·         Syirik Do'a, yaitu berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,dalam segala hal dan dalam segala existensinya,namun dalam hal lain ia juga tidak luput selalu berdo'a kepada selain allah SWT.

·         Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu sebuah maksud atupun hajat ia tonjolkan dengan  menunjukkan suatu perbuatan ibadah yang bertujuan selain dari pada Allah Subhanahu wa Ta'ala warabbul jalali.

·         Syirik Keta’atan, yaitu seseorang yang  ta’at kepada allah SWT namun ia lakikan dan ia yakinkan segala amal prilaku keta’atannya yang keluar dari pada keislaman dalam bentuk maksiyat kepada Allah

·         Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dan mencintainya.
   Nah dalam  hal ini ada perbandingan diantaranya ialah :
Perbandingan syirik besar dan syirik kecil penting untuk dipahami karena masing-masing dari kedua bentuk syirik ini memiliki hukum dan konsekuensi tersendiri. Untuk lebih jelasnya, inilah sejumlah perbedaan antara syirik besar dan syirik kecil:
  1. Syirik besar menyebabkan pelakunya murtad, keluar dari Islam dan diberlakukan padanya hukum-hukum kepada orang yang murtad dari Islam. Sedangkan syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam dan tidak diberlakukan padanya hukum-hukum kepada orang yang murtad dari Islam.
  2. Pelaku syirik besar tidak akan mendapat ampunan Allah jika ia mati sebelum bertaubat. Adapun pelaku syirik kecil terdapat perbedaan pendapat para Ulama dalam masalah ini. Pendapat pertama, pelaku syirik kecil di bawah kehendak Allah Ta’ala apakah diampuni atau tidak, berdasarkan dalil firman Allah Ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa’: 48, 116)
Pendapat kedua, pelaku syirik kecil tidak diampuni, berdasarkan dalil yang sama. Sebab ayat tersebut berlaku umum, mencakup syirik besar dan syirik kecil (lihat Al-Qoulul Mufid, 1/ 141).
  1. Syirik besar menghapus semua amalan pelakunya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)
Kemudian firman Allah Ta’ala:
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu.” (Az-Zumar: 65)
Sedangkan syirik kecil hanya menghapus amalan yang menyertainya, seperti jika seseorang berbuat riya’ dalam ibadahnya maka terhapuslah amalannya tersebut namun tanpa menghapus amalannya yang telah ia kerjakan dengan ikhlas.
  1. Syirik besar menyebabkan pelakunya kekal di neraka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (Al-Maidah: 72)
Sedangkan syirik kecil tidak sampai mengekalkan pelakunya di neraka.
  Peringatan: Penyebutan syirik kecil bukanlah berarti bahwa dosanya kecil, bahkan syirik kecil adalah dosa terbesar setelah syirik besar. Hanya saja dikategorikan kecil apabila dibandingkan dengan syririk besar. Sama halnya penyebutan dosa kecil bukanlah berarti bahwa dosa tersebut boleh diremehkan,dan diperbuat.akan tetapi maksudnya kecil jika dibandingkan dengan dosa besar.
Sehingga Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menjauhi semua bentuk syirik (besar maupun kecil) maka terhapuslah dosa-dosa besarnya, karena dosa-dosa besar itu jika dibandingkan dengan syirik sama dengan perbandingan antara dosa kecil dan dosa besar. Jadi, jika dosa-dosa kecil bisa terhapus dengan menjauhi dosa-dosa besar maka dosa-dosa besar pun bisa terhapus dengan menjauhi kesyirikan.” (I’lamul Muwaqqi’in, 1/226)
Kemudian Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah juga berkata dalam mengomentari permasalahan bersumpah dengan selain nama Allah Ta’ala, “Dan sungguh telah salah orang yang mengatakan bahwa hukum bersumpah dengan selain nama Allah Ta’ala hanya makruh, padahal pemilik syari’at mengkategorikannya sebagai perbuatan syirik (kecil), sedang tingkatannya lebih besar dari dosa besar.” (I’lamul Muwaqqi’in, 4/403)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata, “Di dalamnya terdapat dalil atas perkataan sahabat, bahwa syirik kecil lebih besar dosanya dibanding al-kabaair (dosa-dosa besar).” (Kitabut Tauhid, masalah ketiga dari Bab Minasy-Syirki Lubsul Halqati wal Khoythi wa Nahwihima, lihat al-Qoulul Mufid, 1/217-218).
            B.Murka terhadap kedua orang tua/durhaka kepada keduanya.
Didalam sebuah kitab Ihya ‘ulumuddin karangan imam al ghazali sang filosofi dan tashauf yang ‘arif menerangkan yang bahwa seseorang yang terlahir kepermukaan bumi ini karna ‘inayah allah dengan asbab Birrul walidaini maka seseorang tersebut harus ta’at kepadanya dan harus berbakti kepadanya
Sebagai mana firman Allah SWT.       وبا لولجين احسان  yang artinya : berbaktilah kamu terhadap ibu bapa kamu,.
Dalam sebuah riwayat Nabi besar Muhammad saw,pada zaman nya datanglah seorang laki-laki yang meminta ikut berperang melawan kaum kafir-kafir kuraiysh pada saat itu,sehigga nabi bertanya kepadanya “masih hidupkah ibu dan bapak mu’ ? laki-laki itu menjawab iya ! dan rasul mengatakan hai laki-laki berbaktilah kamu kepada keduanya,kemudian laki-laki itu bertanya siapakah yang dahulu berbakti saya antara keduanya,? Maka Rasulullah menjawab Ibu mu! Kemudian laki-laki itu bertanya lagi,setelah itu siapa ya rasul? Rasulullah tetap menjawab ibumu,berulag-ulang pertanyaan laki-laki itu dengan pertanyaan yang sama dan rasul pun menjawab dengan pertanyaan yang sama higga tiga kali berturut-turut barulah rasulullah saw menjawab ayahmu.
Dalam kisah riwayat ini menerangkan kepada kita semua yang bahwa turut bakti kita yang utama antara kedua orang tua kita maka awalilah dengan berbakti kepada ibumu,.karena ibulah yang telah melahirkan kita dan membesarkan kita,ia rela mengorbankan nyawanya ketika melahirkan kita kepermukaan bumi ini walau pada hakikatnya Allah lah segalanya,namun ibu adalah jalan kita bisa terlahir kepermukaan bumi Allah yang fana ini dan beliau rela maut merenggutnya asalkan kita dapat hidup dan terlahir dengan sempurna,ia rela untuk sakit demi anaknya,ia rela untuk derita demi anaknya,ia juga rela terpuruk terjerat demi anaknya,ia tak kenal lelah,ia juga tak kenal menyerah,ia juga tak kenal prihatin terhadap dirinya yang tujuan agar anaknya selamat dan bisa hidup dewasa dan sempurna,siang malam ia menjaga kita,malam ia tak tidur memperhatikan kita,siang ia rela tak makan demi kita,kasih sayangnya sugguh tiada terduga,senandung pujian dan shalawat selalu ia alunkan demi ketenangan kita,senandung cintanya ia lepaskan demi anaknya,semua relung jiwa dhahir dan bathinnya ia serahkan demi anaknya,panjatan do’a dan harapan siang malam ia alunkan demi anaknya,semua tenaga ia kerahkan demi keselamatan kita,bahkan kasih sayang dan cintanya ia salurkan kepada kita,itulah pengorbannan ibu yang telah menjaga kita dan membesarkan kita dengan segala cara ia lakukan demi kebahagian dan keselamatan kita.
Begitu juga dengan ayah/abi kita yang telah susah payah membanting tulag demi kebutuhan anaknya ia rela dihina demi anaknya,ia rela dimaki-maki demi anaknya,ia juga rela mati demi kita,semua cara ia kerahkan demi kebutuhan anak yang di saynginya,ia bimbing kita kejalan yang baik,ia tuntun kita kejalan ridha nya,ia kobarkan kasihnya demi kebahagiaan anaknya,.itulah sebabnya kita sangat dilarang untuk menafikan keduanya,bahkan cukup besar dosanya kalau kita sempat mnghancurkan hati nuraninya dan membantah ucapan dan maksudnya.  Sebagai mana firman Allah SWT وقل لهما قولا كريما   yang artinya : bertutur katalah engkau yang baik-baik terhadap ibu bapa mu.oleh dengan sebab itu jangan pernah sekali-kali engkau menjawab perkataan kedua orang tua mu dengan kasar,apalagi bermuka masam dan kerut ketika dimintakan tolong oleh keduanya,karna dengan demikian kita bisa dikatakan pendurhaka terhadap keduanya.dan sering-seringlah engkau mengingat prilaku pengorbanan ibu dan ayahmu,terutama ibu mu yang telah susah payah melahirkanmu,.dengan sebab itu cukup di besarعمر (perintah) dari allah melaui jibril ke Rasulullah untuk mengkhabarkan kepada kita agar tak bosan-bosannya kita memohon dan mendo’akannya,baik dalam shalat,tidur,pergi musafir,dan diluar shalat dengan mengucapkan :                                                                                                                  ربنا اغفرلنا ذنوبنا والوالدينا وارحمهما كما ربيان صغيرا ولجدنا ولجدتنا ولائسذاتناولشيخ وشيخينا ولمرشيد ومرشيدونا ولجميع المسلمين وا لمسلمات والمؤمنين وا لمؤمنات اللائحياء منهم والاموات برحمتك يا ا لرحم الراحمين
Do’a inilah yang harus sering kita baca demi untuk keselamatan keduanya dan ampunan bagi keduanya,karna begitu mulya ayah dan ibu kita sehigga kita benar-benar dilarang untuk membatah keduanya,karna dengan asbab ibu dan bapa kitalah,kita masuk surge,dan dengan asbab ibu dan bapa kita juga  masuk neraka,Na’uzubillah tsumma na’auzhubillah,.dan dengan asbab mereka jugalah kita mendapatkan rahmat dan ridha Allah SWT sebagai mana Rasulullah SAW mengkhabarkan رضاا لله رضاء الولدين سخطا الله سخط الولدين  yang artinya : ridha Allah bertanda ridhanya orang tua dan marahnya Allah bertanda marahnya orang tua.
Hal inilah yang harus benar-benar kita jaga dan harus kita ingat agar hidup lita di dunia yang fana ini benar-benar selalu dalam naungan petunjuk dan pertolongan dalam segala ampunan alllah SWT,dengan kita berbakti kepada kedua orang tua kita.karna kalau tidak maka kita telah murka terhadap allah dengan kita durhaka kepad keduanya.na’uzhubillah tsumma Na’uzhubillah Maghfiratuka ya allah warah matuka ya ghaffar.
            C.Membunuh /Mendhalimi sesama dan lainnya higga mati
 Di dalam kitab tanmbihul ghafilin hal 19,menjelaskan firman Allah SWT yang berkaitan dengan hal membunuh atau mendhalimi sesama dan yang lainnya hinggamati.demikian firman Allah SWT dalam Al-quran :  الله تعالى ومن قتل مؤ منا متعمدا فجزآؤه جهنم خا لدا فيهاوقال  yang artinya : barang siapa membunuh seorang mukmin dengan keadaaan sengaja ataupun tidak niscaya maka allah SWT akan memberikan balasan nerka jahannam yang kekal didalamnya tuk selamanya..
Kemudian hal ini di sokong lagi dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya : perbuatan yang cukup besar dosanya adalah membunuh atau mendhalimi sesama hingga mati.
 Maksudnya perbuatan yang bisa dikatagorikan kepada perbuatan dosa besar dan cukup di larang oleh allah swt adalah membunuh dan mendhalimi sesama higga mati,hal ini terjadi tidak terisolir pada sengaja ataupun tidaknya maka ia tetap dimurkai oleh allah dan balasannya adalah neraka jahannam,.jika kita kaji lebih dalam tentang spesifik pengertian membunuh dalam agama dan syari’at muthlak adanya hal itu balasannya adalah neraka jahannam walaupun perlakuan membunuh itu dengan sengaja ataupun tidak sengaja,sebagai mana dikatakan didalam kitab-kitab kuning,yeng berprioritaskan tentang masalah fiqh yaitu kitab Al bajuri,i’annathuthalibin,al mahalli,bujairimi,dan mughni merengkan bahwa membunuh itu adalah kaitan dengan dua katagori yaitu spesifik insan,dan spesifik aluhiyyah dalam hukum dikatakan sebagai hukum qishas bi asbabil qital,.
Rasulullah SAW mengatakan terlebih besar dosa orang yang membunih sesame islam apabila menyia-nyiakan dia oleh seorang manusia hingga mati ia dengan tiada hajat ,maka datanglah ia pada hari kiamat,baginya itu seperti  gemuruh yang berkata ia,ya tuhan ku,Tanya oleh mu akan hambamu ini apa sebab menyiksa kami dengan tiada sebab apapun,maka berkatalah allah SWT hai hambaku,ambiil oleh mu akn haq mu,dan siksa akan dia dari pada siksaan yang dapat mengeluarkan ruh dari jastnya,dengan hal itu allah swt berfirman yang artinya : akulah raja pada hari pembalasan atau hari kiamat ini,maka aku hukumkan segala hambaku yang tiada di aniaya terhadapnya,.
Prilaku membunuh ini adlah perbuatan yang cukup besar dosanya,karna dia berkaitan kepada argumentasi dua jalur yaitu jalur hambum minannas dan hablum minallahi ta’ala,ketika pembunihan itu terjadi maka kita harus berhadapan dengan dua argument tersebut meminta maaf kepada keluarga atau ahlinya agar dapat dimaafkan,wlaupun akhirnya kita harus di qishas namun bila hal itu dapat mngurangi beban dosa kita di akhirat dan di alam kubur kelak,apapun cerin=Tanya tetap harus kita jalani dan tetap harus kita hadapi.kemudian argument yang kedua adalah sebagai mana layaknya dalam jalur syari’at ketika kita telah melakukab dosa besar dan kesalahan yang fatal baik dari segi membunuh sesame atau pun mendhalimi sesame higga mati dalam anjuran agama kita harus bertaubat dan bertawakkal kepada allah dengan harapan ampunanya…
Demikianlah prihal membunuh dan mendhalimi sesama higga mati,yang ter urai dengan singkat yang harus benar-benar dapat kita jadikan pedoman agar tak adanya pertikayan dan penyesalan di akhir masa,jangan salah meng artikan kalamullah dalam berjihad dan lainnya tapi lengkapilah pemahamn itu dengan kajian ilmu alat dan ilmu pokoknya sehigga kita dapat melalukakn dan menafsirkan baik itu kalamullah atau haditsun rasulullah saw dengan jelas dan kongkrit akan kebenaranya,dan dengan hal itu pula kita tak salah mengamalkan dan berumudiah kepada Allah sang khalik…wallahul muafiq ila ahkamutharik…
                D.Bersaksi palsu/sumpah palsu (munafik)
Bersaksi atau pun bersumpah palsu adalah salah satu katagori dari dosa besar,intifak ulama mengatakan ليس الشهد و اكرار ان تذهب janganlah kamu bersaksi ataupun bersumpah jika kedustaan yang engkau jadikan,.karna saksi atau pengakuan yang palsu adalah sama halnya seperti berdusta ,sedagkan hal itu cukup dilarang dalam agama apalagi,karena hal yang demikian itu adlah golongan dari dosa-dosa besar,yang tidak ada ampunannya selain taubat,namun jika hal itu selalu kita kerjakan tampa adanya keberan yakinlah bahwa kita akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat kelak,hal itu maslah persaksian atau sumpah palsu itu sangat berdosa baik dari segi dhahiriah ataupun bathiniah yang tak pernah terkucilkan selalu dalam kedustaan,sugguh nista dan durjananya seseorang ysng bersaksi atau pun mengakui sesuatu hal dengan lisan kemudian ia juga tashdeqkan kedustaan /kepalsuan itu ddlam hatinya,karna hal itu bisa menghilangkan washlah iman kita kepada allah,yaitu ketuhanan,jiak pengakuan ataupun saksi yang mengakui sesuatu tanpa akan ada kebenaranya dengan lisanya maka ia tergolong kepda munafik jika pengakuan yang dusta itu terkhitab dari qalbi (hati) maka ia termasuk kepada golongan orang-orang yang zindik,dan oaring-orang yang zindik ini adalah irang yang cukup dimurkai oleh allah SWT,baik dhahir maupun bathinnya tak sarupun yang menjerumusi kebenaran,dan segala amal ibadahnya baik itu dhahir maupun bathin tak akan diterima amal ‘ibadahnya kecuali ia bertaubat dan munajah kepada sang khalikul ‘alam ini,.
Oleh dengan sebab itu kita insane sebagai hayawanun nathi’ (manusia yang ber’akal) maka jepitlah dengan sekuat-kuatnya keabadian dan keta’atan kita kepadanya,apalagi tentang masalah ketauhidan dan ke esaan sang rabbul jalaly.
Ucapan  شهاده dalam ilmu penafsiran memiliki dua katagori
1.      Syahadah  “bai’at dhahir” yang artinya pengakuan yang terlintasi dengan lisan yang dikerjakan dengan anggota tubuhnya.
2.      Syahadah   “bai’at bathin” yang artinya pengakuan yang di kasad dan di tashdiqkan dengan hati,yang mnyalur dengan nalar logika dan terlaksana oleh seluruh aggota.
Dalam dua katagori ini adalah pengertian syahadah yang saya pahami berlandaskan kitab futuhur rabbaniyyah 3/1353.
Disitu menerangkan bahwa syahadah ini adalah sebuah argumentasi yang paling urtama bagi setiap individual insane yang memiliki kriteria-kriteria sebagai prinsip dalam hidup,karna bila setiap individual tak mengetahui akan hal ini apalagi tak ad prinsip spiritual kebathinan dirinya maka dia adalah insane yang jauh dari pada agama,bahkan bisa dikatagorikah ia bukanlah orang yang tidak ,memiliki agama begitulah adanya.
            Di satu sisi lain ulam al barjanji mengatakan tidak sempurnalah hidupnya seseorang bila ia jauh dari argument syahadah bathiniah dan dahiriah,,
Memang benar ketika kita kaji-kaji tak ada insane dan makhluk yang didunia ini yang sempurna akan tetapi allah SWT sahajalah yang demikian,namun perlu kita pahami hal itu adalah tinjawaun dhahir dan Rill,kalau dalam ‘ilmu Bayannya dikayakan hal itu peninjawan dari segi Majasznya bukan hakikatnya,dan tidak bisa kita satukan pengertian antara majaz dan hakikat paada satu titik,karena hal itu mustahil,sebagai contoh logistiknya ada titik pada sebuah titik,ada awal dan ada pengakhiran dalam sebuah titik,akan tetapi yang jadi masalhnya dimana awal dan akhir dari sebuah titik itu,contoh logis yang lain,cahaya menerangi karna sinarnya,sunar terbentang menemani cahaya,dalam hal ini dimana garis atau batasan pada sinar cahaya,begitulah adanya…nah hal itu demikian juga tak aka nada kesatuan antara majaz dan hakikat,majaz ya majaz,hakikat ya hakikat,dalam ugkapan ini tidak saya kaji lebih dalam lagi karna itu bersangkutan dengan ilmu mantiq dan ghayah ushul,namun yang harus kita pahami kesempurnaan pada manusia itu ada (majaz) sebgai tujuan semangat dan motifasi dalam kebaikan setiap unsure-unsur diri sendiri.
Akan ter=tapi pada hakikatnya hanyalah allah yang meha kamalul kamal fi kulli hal (kesempurnaan dari yang tersempurna dalam segala hal ialah Allah SWT.demikianlah urayan yang terkhitab di dalam kitab tersebut.
Dan mahiah atau natijah daripada semua qadiah yang telah tersusun maka dapat kita ambil sebuah natijahnya yaitu allah swt telah menciptakan kita kepermukaan bumi ini dengan berbagai macam UUD atau ketentuan yang harus dita’ati,disamping itu juga allah swt telah melarang kepada kita semua atas apa-apa ketentuan tegahannya,oleh dengan sebab itu marilah sama-sama kita mengkolaborasikan diri sendiri dari berbagai macam perbuatan yang keji-keji apalagi perbuatan dosa besar,sebagai mana yang telah ermaktu berbagai macam jenis-jenisnya yang dibaringi penjelasan ringkas,diatas,moga-moga jadi manfaat bagi kita semua.
Seya seorang hamba yang dhi’f lagi faqir mohon maf atas segala kekurangan,
Amin yaa… rabbal’alamin…………

 


l


Tidak ada komentar:

Posting Komentar