DOSA DOSA BESAR
Dalam sebuah hadits nabi Muhammad SAW
mengkhabarkan
حديث انس قال : رسو ل
ا لله صلى ا لله عليه و
سلم عن ا لكبائر قال : الا ئشراك با الله
و عقوقا الولدين
وقثل النفسى , وشها دة ا لزور.
Artinya : Hadits dari
pada annas telah berkata : Telah bertanya ia kepada Rasulullah SAW,tentang segala dosa besar .Berkata lah Rasulullah SAW
bahwa dosa besar itu ialah syirik kepada Allah SWT,murka terhadap kedua orang
tua,membunuh sesama dan saksi yang palsu (sumpah palsu).
Dari hadits ini dapat kita ambil sebuah natijah
dari pada sebuah qadiah yang telah tersusun dalam hadits ini yang mengkhabarkan
tentang masalah dosa2 besar,diantaranaya
ialah ,bahwa dosa dosa besar itu
A.
syirik kepada allah SWT dalam arti
kata syrik kepada allah SWt ini adalah menyekutukan allah ataupun menduakan
allah SWT bahkan membanding bandingkan allah SWT dalam segala hal.
B.
Murka terhadap kedua orang tua/durhaka terhadapnya.
C.
Membunuh/mendhalimi sesama dan lainnya hingga mati.
D.
Bersaksi palsu/sumpah yang palsu (munafik)
Berbicar
tentang syirik,sebenarnya hal ini cukup luas pemahamnnya,bahkan cukup dalam
pengertiannya yang tidak kita pahami,namun dalam hal ini,ampunan saya kepada
Allah,rahmat,hidayah dan petunjuk dari padanya,dengan kelemahan dan kefakiran saya akan mencoba mengkhbarkan sedikit
tidaknya pengertian syirik ini semampu nya.
A.“ syirik kepada Allah SWT.
“syirik asal kata dari kalimat syaraka yang artinya
menduakan allah SWT.
Syirik ada dua fersi antaranya ialah :
·
Syirik
shaghir (kecil)
·
Syirik
kabir (besar)
“Syirik kecil (shaghir)pemahaman secara
globalnya ialah : semua perihal atau
perkara yang haram yang menjadikan prasarana
(wasilah) atau pengantar (dzari’ah) kepada syirik besar dan terdapat dalil (madlul) penamaan syirik terhadapnya. (kitab
Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/517).
“Syirik kecil adalah semua bentuk
perkataan maupun perbuatan yang bisa mengantarkan kepada syirik besar, seperti
ghuluw (berlebih-lebihan) dalam mengagung agugkan atau memuji dan memuja makhluq yang tidak sempurna keta’atannya
dan beribadah yang palsu,kemudian ia bersumpah dengan nama selain Allah swt,ia riya’ takabbur,sum’ah,hasud,namimah dan lain
lain yang semua itu bukanlah sifatnya manusia pada hakikatnya, karna mencapai
martabat ketuhanan,dan bisa merusak keyakinan dan keimanan dalam ber’umudiah
kepada allah, SWT,akan tetapi syirik shghir (kecil) ini bukanlah syirik yang
bisa mengkafirkan atau mengeluarkan seseorang dari agamanya,akan tetapi iadapat
terputus irhash dan washilah ketauhidannya nya bahkan keimanannya kepada alla
SWT secara dhahiriah maupun bathiniah.” (Al-Qoulus Sadid, hal. 24, lihat
Al-Qoulul Mufid ‘ala Kitabit Tauhid, Asy-Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah,
1/139)
Retorikanya
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan menghilangkan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik Kecil Ada Dua Macam.
“Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“ Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.
“dalam sebuah riwayat abu Qutailah Radhiyallahuma menuturkan : bahwa pada zaman rasulullah SAW ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendaknya.karna tidak akan jadi semua gerak dan laksan arencana hamba bila tadk ada izin dan kehendaknya itulah sebabnya rasulullah SAW mengajarkan demikian.
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah, mka tak akan terjadi dam si fulan adalah washilah dari allah SWT".inilah ucapan sumpah yang tidak keluar dari jalur ketauhidan dan keimanan dalam agama islam.
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.
“Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lain lainya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'dan sifat sifat dhahir dan bathin yang dapat menghilagkan segala fahala ‘amal dan ubudiah.
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan menghilangkan wasilah (perantara) kepada syirik besar.
Syirik Kecil Ada Dua Macam.
“Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
“ Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik.
“dalam sebuah riwayat abu Qutailah Radhiyallahuma menuturkan : bahwa pada zaman rasulullah SAW ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendaknya.karna tidak akan jadi semua gerak dan laksan arencana hamba bila tadk ada izin dan kehendaknya itulah sebabnya rasulullah SAW mengajarkan demikian.
Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah, mka tak akan terjadi dam si fulan adalah washilah dari allah SWT".inilah ucapan sumpah yang tidak keluar dari jalur ketauhidan dan keimanan dalam agama islam.
Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.
“Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lain lainya.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya :
"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'dan sifat sifat dhahir dan bathin yang dapat menghilagkan segala fahala ‘amal dan ubudiah.
syirik kabir (besar) pemahaman secara globalnya adalah :
seseorang yang mengadakan tandingan atau perbandingan bagi Allah Ta’ala dalam
perkara rububiyah, uluhiyah,ilaahun dan asma’ was shifat wa af’alullah. (lihat
Ma’arijul Qobul, 2/483,atau Fatwa
Al-Lajnah Ad-Daimah, 1/516).
Syirik besar
adalah seseorang yang mengadakan tandingan bagi Allah, sehingga ia berdoa
kepada tandingan tersebut sebagaimana ia berdoa kepada Allah baik dengan cara
dhahir maupun bathin ataupun ia takut
kepada allah namun hakikat laksana apa yang dia kerjakan selalu dalam hal hal
yang menyimpang keagaman baik dalam keadan yang bermetafisika ataupun yang
rill,yang semua itu benar benar jauh dari nilay nilay keagaman dan syari’at
yang telah di bai’atkan oleh para Nabi nabi dan rasul sebagai mana keyakinan
dalam bertauhidkan Allahu rabul jalali,yang maha esa lagi maha tinggi yang ليس كمسله شيئ وهو السمع البصير
kemudian harapan dan cintanya kepada allah SWT hanyalah sebagai naluri
ungkapan belaka akan tetapi prihal kelakuannya jauh dari demikian, dan lagi ia
mempersembahkan dirinya baik dhahir maupun bathin kepada selain allah untuk
sarana ibadahnya,bahkan dalam satu bentuk ibadah ia menafikan segala
asmaullah,sifatullah,wa af’alullah dalam bentuk hal apapun dan jenis apapun (lihat
kiatb Al-Qaulus Sadid Syarh Kitabut Tauhid, hal. 24).
Syirik kabir
(besar) ini memiliki unsur unsur pemahamn secara keseluruhan diantaranya ialah
·
Syirik Do'a, yaitu berdo'a
kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala,dalam segala hal dan dalam segala
existensinya,namun dalam hal lain ia juga tidak luput selalu berdo'a kepada
selain allah SWT.
·
Syirik Niat, Keinginan dan
Tujuan, yaitu sebuah maksud atupun hajat ia tonjolkan dengan menunjukkan suatu perbuatan ibadah yang
bertujuan selain dari pada Allah Subhanahu wa Ta'ala warabbul jalali.
·
Syirik Keta’atan, yaitu seseorang
yang ta’at kepada allah SWT namun ia
lakikan dan ia yakinkan segala amal prilaku keta’atannya yang keluar dari pada
keislaman dalam bentuk maksiyat kepada Allah
·
Syirik
Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah
dengan Allah dan mencintainya.
Nah dalam
hal ini ada perbandingan diantaranya ialah :
Perbandingan
syirik besar dan syirik kecil penting untuk dipahami karena masing-masing dari
kedua bentuk syirik ini memiliki hukum dan konsekuensi tersendiri. Untuk lebih
jelasnya, inilah sejumlah perbedaan antara syirik besar dan syirik kecil:
- Syirik besar menyebabkan
pelakunya murtad, keluar dari Islam dan diberlakukan padanya hukum-hukum
kepada orang yang murtad dari Islam. Sedangkan syirik kecil tidak sampai
mengeluarkan pelakunya dari Islam dan tidak diberlakukan padanya
hukum-hukum kepada orang yang murtad dari Islam.
- Pelaku syirik besar tidak akan
mendapat ampunan Allah jika ia mati sebelum bertaubat. Adapun pelaku
syirik kecil terdapat perbedaan pendapat para Ulama dalam masalah ini.
Pendapat pertama, pelaku syirik kecil di bawah kehendak Allah Ta’ala
apakah diampuni atau tidak, berdasarkan dalil firman Allah Ta’ala:
إِنَّ
اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ
يَشَاءُ
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni
dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain
dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa’: 48, 116)
Pendapat kedua, pelaku syirik kecil
tidak diampuni, berdasarkan dalil yang sama. Sebab ayat tersebut berlaku umum,
mencakup syirik besar dan syirik kecil (lihat Al-Qoulul Mufid, 1/ 141).
- Syirik besar menghapus semua
amalan pelakunya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَلَوْ
أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”
(Al-An’am: 88)
Kemudian firman Allah Ta’ala:
لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
“Jika kamu mempersekutukan Allah,
niscaya akan terhapuslah amalanmu.” (Az-Zumar: 65)
Sedangkan syirik kecil hanya
menghapus amalan yang menyertainya, seperti jika seseorang berbuat riya’ dalam
ibadahnya maka terhapuslah amalannya tersebut namun tanpa menghapus amalannya
yang telah ia kerjakan dengan ikhlas.
- Syirik besar menyebabkan
pelakunya kekal di neraka, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
إِنَّهُ
مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ
النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu
seorang penolong pun.” (Al-Maidah: 72)
Sedangkan syirik kecil tidak sampai
mengekalkan pelakunya di neraka.
Peringatan: Penyebutan syirik kecil bukanlah berarti bahwa dosanya
kecil, bahkan syirik kecil adalah dosa terbesar setelah syirik besar. Hanya
saja dikategorikan kecil apabila dibandingkan dengan syririk besar. Sama halnya
penyebutan dosa kecil bukanlah berarti bahwa dosa tersebut boleh diremehkan,dan
diperbuat.akan tetapi maksudnya kecil jika dibandingkan dengan dosa besar.
Sehingga
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang menjauhi semua
bentuk syirik (besar maupun kecil) maka terhapuslah dosa-dosa besarnya, karena
dosa-dosa besar itu jika dibandingkan dengan syirik sama dengan perbandingan
antara dosa kecil dan dosa besar. Jadi, jika dosa-dosa kecil bisa terhapus
dengan menjauhi dosa-dosa besar maka dosa-dosa besar pun bisa terhapus dengan
menjauhi kesyirikan.” (I’lamul Muwaqqi’in, 1/226)
Kemudian Al-Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah juga berkata dalam mengomentari permasalahan
bersumpah dengan selain nama Allah Ta’ala, “Dan sungguh telah salah orang yang
mengatakan bahwa hukum bersumpah dengan selain nama Allah Ta’ala hanya makruh,
padahal pemilik syari’at mengkategorikannya sebagai perbuatan syirik (kecil),
sedang tingkatannya lebih besar dari dosa besar.” (I’lamul Muwaqqi’in, 4/403)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah berkata, “Di dalamnya terdapat dalil atas perkataan sahabat, bahwa
syirik kecil lebih besar dosanya dibanding al-kabaair (dosa-dosa besar).”
(Kitabut Tauhid, masalah ketiga dari Bab Minasy-Syirki Lubsul Halqati wal
Khoythi wa Nahwihima, lihat al-Qoulul Mufid, 1/217-218).
B.Murka terhadap kedua orang
tua/durhaka kepada keduanya.
Didalam sebuah kitab Ihya ‘ulumuddin
karangan imam al ghazali sang filosofi dan tashauf yang ‘arif menerangkan yang
bahwa seseorang yang terlahir kepermukaan bumi ini karna ‘inayah allah dengan
asbab Birrul walidaini maka seseorang tersebut harus ta’at kepadanya dan harus
berbakti kepadanya
Sebagai mana firman Allah SWT. وبا لولجين احسان yang artinya : berbaktilah kamu terhadap ibu
bapa kamu,.
Dalam sebuah riwayat Nabi besar
Muhammad saw,pada zaman nya datanglah seorang laki-laki yang meminta ikut berperang
melawan kaum kafir-kafir kuraiysh pada saat itu,sehigga nabi bertanya kepadanya
“masih hidupkah ibu dan bapak mu’ ? laki-laki itu menjawab iya ! dan rasul
mengatakan hai laki-laki berbaktilah kamu kepada keduanya,kemudian laki-laki
itu bertanya siapakah yang dahulu berbakti saya antara keduanya,? Maka
Rasulullah menjawab Ibu mu! Kemudian laki-laki itu bertanya lagi,setelah itu
siapa ya rasul? Rasulullah tetap menjawab ibumu,berulag-ulang pertanyaan
laki-laki itu dengan pertanyaan yang sama dan rasul pun menjawab dengan
pertanyaan yang sama higga tiga kali berturut-turut barulah rasulullah saw
menjawab ayahmu.
Dalam kisah riwayat ini menerangkan
kepada kita semua yang bahwa turut bakti kita yang utama antara kedua orang tua
kita maka awalilah dengan berbakti kepada ibumu,.karena ibulah yang telah
melahirkan kita dan membesarkan kita,ia rela mengorbankan nyawanya ketika
melahirkan kita kepermukaan bumi ini walau pada hakikatnya Allah lah
segalanya,namun ibu adalah jalan kita bisa terlahir kepermukaan bumi Allah yang
fana ini dan beliau rela maut merenggutnya asalkan kita dapat hidup dan
terlahir dengan sempurna,ia rela untuk sakit demi anaknya,ia rela untuk derita
demi anaknya,ia juga rela terpuruk terjerat demi anaknya,ia tak kenal lelah,ia
juga tak kenal menyerah,ia juga tak kenal prihatin terhadap dirinya yang tujuan
agar anaknya selamat dan bisa hidup dewasa dan sempurna,siang malam ia menjaga
kita,malam ia tak tidur memperhatikan kita,siang ia rela tak makan demi
kita,kasih sayangnya sugguh tiada terduga,senandung pujian dan shalawat selalu
ia alunkan demi ketenangan kita,senandung cintanya ia lepaskan demi
anaknya,semua relung jiwa dhahir dan bathinnya ia serahkan demi anaknya,panjatan
do’a dan harapan siang malam ia alunkan demi anaknya,semua tenaga ia kerahkan
demi keselamatan kita,bahkan kasih sayang dan cintanya ia salurkan kepada
kita,itulah pengorbannan ibu yang telah menjaga kita dan membesarkan kita
dengan segala cara ia lakukan demi kebahagian dan keselamatan kita.
Begitu juga dengan ayah/abi kita
yang telah susah payah membanting tulag demi kebutuhan anaknya ia rela dihina
demi anaknya,ia rela dimaki-maki demi anaknya,ia juga rela mati demi kita,semua
cara ia kerahkan demi kebutuhan anak yang di saynginya,ia bimbing kita kejalan
yang baik,ia tuntun kita kejalan ridha nya,ia kobarkan kasihnya demi
kebahagiaan anaknya,.itulah sebabnya kita sangat dilarang untuk menafikan
keduanya,bahkan cukup besar dosanya kalau kita sempat mnghancurkan hati
nuraninya dan membantah ucapan dan maksudnya. Sebagai
mana firman Allah SWT وقل
لهما قولا كريما yang artinya : bertutur katalah
engkau yang baik-baik terhadap ibu bapa mu.oleh dengan sebab itu jangan pernah
sekali-kali engkau menjawab perkataan kedua orang tua mu dengan kasar,apalagi
bermuka masam dan kerut ketika dimintakan tolong oleh keduanya,karna dengan
demikian kita bisa dikatakan pendurhaka terhadap keduanya.dan sering-seringlah
engkau mengingat prilaku pengorbanan ibu dan ayahmu,terutama ibu mu yang telah
susah payah melahirkanmu,.dengan sebab itu cukup di besarعمر (perintah)
dari allah melaui jibril ke Rasulullah untuk mengkhabarkan kepada kita agar tak
bosan-bosannya kita memohon dan mendo’akannya,baik dalam shalat,tidur,pergi
musafir,dan diluar shalat dengan mengucapkan :
ربنا اغفرلنا ذنوبنا والوالدينا
وارحمهما كما ربيان صغيرا ولجدنا ولجدتنا ولائسذاتناولشيخ وشيخينا ولمرشيد
ومرشيدونا ولجميع المسلمين وا لمسلمات والمؤمنين وا لمؤمنات اللائحياء منهم
والاموات برحمتك يا ا لرحم الراحمين
Do’a inilah yang harus sering kita baca
demi untuk keselamatan keduanya dan ampunan bagi keduanya,karna begitu mulya
ayah dan ibu kita sehigga kita benar-benar dilarang untuk membatah
keduanya,karna dengan asbab ibu dan bapa kitalah,kita masuk surge,dan dengan
asbab ibu dan bapa kita juga masuk
neraka,Na’uzubillah tsumma na’auzhubillah,.dan dengan asbab mereka jugalah kita
mendapatkan rahmat dan ridha Allah SWT sebagai mana Rasulullah SAW
mengkhabarkan رضاا
لله رضاء الولدين سخطا الله سخط الولدين yang artinya : ridha Allah bertanda ridhanya
orang tua dan marahnya Allah bertanda marahnya orang tua.
Hal inilah yang harus benar-benar
kita jaga dan harus kita ingat agar hidup lita di dunia yang fana ini benar-benar
selalu dalam naungan petunjuk dan pertolongan dalam segala ampunan alllah
SWT,dengan kita berbakti kepada kedua orang tua kita.karna kalau tidak maka
kita telah murka terhadap allah dengan kita durhaka kepad
keduanya.na’uzhubillah tsumma Na’uzhubillah Maghfiratuka ya allah warah matuka
ya ghaffar.
C.Membunuh
/Mendhalimi sesama dan lainnya higga mati
Di
dalam kitab tanmbihul ghafilin hal 19,menjelaskan firman Allah SWT yang
berkaitan dengan hal membunuh atau mendhalimi sesama dan yang lainnya
hinggamati.demikian firman Allah SWT dalam Al-quran : الله تعالى ومن قتل مؤ منا متعمدا فجزآؤه جهنم
خا لدا فيهاوقال yang artinya : barang siapa membunuh seorang
mukmin dengan keadaaan sengaja ataupun tidak niscaya maka allah SWT akan
memberikan balasan nerka jahannam yang kekal didalamnya tuk selamanya..
Kemudian hal ini di sokong lagi dengan
hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya : perbuatan yang cukup besar dosanya
adalah membunuh atau mendhalimi sesama hingga mati.
Maksudnya perbuatan yang bisa dikatagorikan
kepada perbuatan dosa besar dan cukup di larang oleh allah swt adalah membunuh
dan mendhalimi sesama higga mati,hal ini terjadi tidak terisolir pada sengaja
ataupun tidaknya maka ia tetap dimurkai oleh allah dan balasannya adalah neraka
jahannam,.jika kita kaji lebih dalam tentang spesifik pengertian membunuh dalam
agama dan syari’at muthlak adanya hal itu balasannya adalah neraka jahannam
walaupun perlakuan membunuh itu dengan sengaja ataupun tidak sengaja,sebagai
mana dikatakan didalam kitab-kitab kuning,yeng berprioritaskan tentang masalah
fiqh yaitu kitab Al bajuri,i’annathuthalibin,al mahalli,bujairimi,dan
mughni merengkan bahwa membunuh itu adalah kaitan dengan dua katagori
yaitu spesifik insan,dan spesifik aluhiyyah dalam hukum dikatakan sebagai hukum
qishas bi asbabil qital,.
Rasulullah SAW mengatakan
terlebih besar dosa orang yang membunih sesame islam apabila menyia-nyiakan dia
oleh seorang manusia hingga mati ia dengan tiada hajat ,maka datanglah ia pada
hari kiamat,baginya itu seperti gemuruh
yang berkata ia,ya tuhan ku,Tanya oleh mu akan hambamu ini apa sebab menyiksa
kami dengan tiada sebab apapun,maka berkatalah allah SWT hai hambaku,ambiil
oleh mu akn haq mu,dan siksa akan dia dari pada siksaan yang dapat mengeluarkan
ruh dari jastnya,dengan hal itu allah swt berfirman yang artinya : akulah raja
pada hari pembalasan atau hari kiamat ini,maka aku hukumkan segala hambaku yang
tiada di aniaya terhadapnya,.
Prilaku membunuh ini
adlah perbuatan yang cukup besar dosanya,karna dia berkaitan kepada argumentasi
dua jalur yaitu jalur hambum minannas dan hablum minallahi ta’ala,ketika
pembunihan itu terjadi maka kita harus berhadapan dengan dua argument tersebut meminta
maaf kepada keluarga atau ahlinya agar dapat dimaafkan,wlaupun akhirnya kita
harus di qishas namun bila hal itu dapat mngurangi beban dosa kita di akhirat
dan di alam kubur kelak,apapun cerin=Tanya tetap harus kita jalani dan tetap harus
kita hadapi.kemudian argument yang kedua adalah sebagai mana layaknya dalam
jalur syari’at ketika kita telah melakukab dosa besar dan kesalahan yang fatal
baik dari segi membunuh sesame atau pun mendhalimi sesame higga mati dalam
anjuran agama kita harus bertaubat dan bertawakkal kepada allah dengan harapan
ampunanya…
Demikianlah prihal
membunuh dan mendhalimi sesama higga mati,yang ter urai dengan singkat yang
harus benar-benar dapat kita jadikan pedoman agar tak adanya pertikayan dan
penyesalan di akhir masa,jangan salah meng artikan kalamullah dalam berjihad
dan lainnya tapi lengkapilah pemahamn itu dengan kajian ilmu alat dan ilmu
pokoknya sehigga kita dapat melalukakn dan menafsirkan baik itu kalamullah atau
haditsun rasulullah saw dengan jelas dan kongkrit akan kebenaranya,dan dengan
hal itu pula kita tak salah mengamalkan dan berumudiah kepada Allah sang
khalik…wallahul muafiq ila ahkamutharik…
D.Bersaksi palsu/sumpah palsu
(munafik)
Bersaksi atau pun bersumpah palsu
adalah salah satu katagori dari dosa besar,intifak ulama mengatakan ليس الشهد و اكرار ان تذهب janganlah kamu bersaksi ataupun
bersumpah jika kedustaan yang engkau jadikan,.karna saksi atau pengakuan yang
palsu adalah sama halnya seperti berdusta ,sedagkan hal itu cukup dilarang
dalam agama apalagi,karena hal yang demikian itu adlah golongan dari dosa-dosa
besar,yang tidak ada ampunannya selain taubat,namun jika hal itu selalu kita
kerjakan tampa adanya keberan yakinlah bahwa kita akan mendapat balasan yang
setimpal di akhirat kelak,hal itu maslah persaksian atau sumpah palsu itu
sangat berdosa baik dari segi dhahiriah ataupun bathiniah yang tak pernah
terkucilkan selalu dalam kedustaan,sugguh nista dan durjananya seseorang ysng
bersaksi atau pun mengakui sesuatu hal dengan lisan kemudian ia juga tashdeqkan
kedustaan /kepalsuan itu ddlam hatinya,karna hal itu bisa menghilangkan washlah
iman kita kepada allah,yaitu ketuhanan,jiak pengakuan ataupun saksi yang
mengakui sesuatu tanpa akan ada kebenaranya dengan lisanya maka ia tergolong
kepda munafik jika pengakuan yang dusta itu terkhitab dari qalbi (hati) maka ia
termasuk kepada golongan orang-orang yang zindik,dan oaring-orang yang zindik
ini adalah irang yang cukup dimurkai oleh allah SWT,baik dhahir maupun
bathinnya tak sarupun yang menjerumusi kebenaran,dan segala amal ibadahnya baik
itu dhahir maupun bathin tak akan diterima amal ‘ibadahnya kecuali ia bertaubat
dan munajah kepada sang khalikul ‘alam ini,.
Oleh dengan sebab itu kita insane
sebagai hayawanun nathi’ (manusia yang ber’akal) maka jepitlah dengan
sekuat-kuatnya keabadian dan keta’atan kita kepadanya,apalagi tentang masalah
ketauhidan dan ke esaan sang rabbul jalaly.
Ucapan شهاده
dalam ilmu penafsiran memiliki dua katagori
1. Syahadah “bai’at dhahir” yang artinya pengakuan yang
terlintasi dengan lisan yang dikerjakan dengan anggota tubuhnya.
2. Syahadah “bai’at bathin” yang artinya pengakuan yang
di kasad dan di tashdiqkan dengan hati,yang mnyalur dengan nalar logika dan
terlaksana oleh seluruh aggota.
Dalam dua katagori ini adalah
pengertian syahadah yang saya pahami berlandaskan kitab futuhur rabbaniyyah
3/1353.
Disitu menerangkan bahwa syahadah
ini adalah sebuah argumentasi yang paling urtama bagi setiap individual insane
yang memiliki kriteria-kriteria sebagai prinsip dalam hidup,karna bila setiap
individual tak mengetahui akan hal ini apalagi tak ad prinsip spiritual
kebathinan dirinya maka dia adalah insane yang jauh dari pada agama,bahkan bisa
dikatagorikah ia bukanlah orang yang tidak ,memiliki agama begitulah adanya.
Di
satu sisi lain ulam al barjanji mengatakan tidak sempurnalah hidupnya seseorang
bila ia jauh dari argument syahadah bathiniah dan dahiriah,,
Memang benar ketika kita kaji-kaji
tak ada insane dan makhluk yang didunia ini yang sempurna akan tetapi allah SWT
sahajalah yang demikian,namun perlu kita pahami hal itu adalah tinjawaun dhahir
dan Rill,kalau dalam ‘ilmu Bayannya dikayakan hal itu peninjawan dari segi
Majasznya bukan hakikatnya,dan tidak bisa kita satukan pengertian antara majaz
dan hakikat paada satu titik,karena hal itu mustahil,sebagai contoh logistiknya
ada titik pada sebuah titik,ada awal dan ada pengakhiran dalam sebuah
titik,akan tetapi yang jadi masalhnya dimana awal dan akhir dari sebuah titik
itu,contoh logis yang lain,cahaya menerangi karna sinarnya,sunar terbentang
menemani cahaya,dalam hal ini dimana garis atau batasan pada sinar
cahaya,begitulah adanya…nah hal itu demikian juga tak aka nada kesatuan antara
majaz dan hakikat,majaz ya majaz,hakikat ya hakikat,dalam ugkapan ini tidak
saya kaji lebih dalam lagi karna itu bersangkutan dengan ilmu mantiq dan ghayah
ushul,namun yang harus kita pahami kesempurnaan pada manusia itu ada (majaz)
sebgai tujuan semangat dan motifasi dalam kebaikan setiap unsure-unsur diri
sendiri.
Akan ter=tapi pada hakikatnya
hanyalah allah yang meha kamalul kamal fi kulli hal (kesempurnaan dari yang
tersempurna dalam segala hal ialah Allah SWT.demikianlah urayan yang terkhitab
di dalam kitab tersebut.
Dan mahiah atau natijah daripada
semua qadiah yang telah tersusun maka dapat kita ambil sebuah natijahnya yaitu
allah swt telah menciptakan kita kepermukaan bumi ini dengan berbagai macam UUD
atau ketentuan yang harus dita’ati,disamping itu juga allah swt telah melarang
kepada kita semua atas apa-apa ketentuan tegahannya,oleh dengan sebab itu
marilah sama-sama kita mengkolaborasikan diri sendiri dari berbagai macam
perbuatan yang keji-keji apalagi perbuatan dosa besar,sebagai mana yang telah
ermaktu berbagai macam jenis-jenisnya yang dibaringi penjelasan
ringkas,diatas,moga-moga jadi manfaat bagi kita semua.
Seya seorang hamba yang dhi’f lagi
faqir mohon maf atas segala kekurangan,
Amin yaa… rabbal’alamin…………
l
Tidak ada komentar:
Posting Komentar