Langkah-langkah untuk menambahkan repository pada kali linux. Inilah cara-caranya yang harus kita tempuh.
1. kita trlebih dahulu harus masuk ke dalam root dengan cara
~su kemudian masukkan pasword root:
2. kemudian ketikkan
#gedit /etc/apt/sources.list
kemudian tambahkan repo dibawah ini :
deb http://http.kali.org/ /kali main contrib non-free
deb http://http.kali.org/ /wheezy main contrib non-free
deb http://http.kali.org/kali kali-dev main contrib non-free
deb http://http.kali.org/kali kali-dev main/debian-installer
deb-src http://http.kali.org/kali kali-dev main contrib non-free
deb http://http.kali.org/kali kali main contrib non-free
deb http://http.kali.org/kali kali main/debian-installer
deb-src http://http.kali.org/kali kali main contrib non-free
deb http://security.kali.org/kali-security kali/updates main contrib non-free
deb-src http://security.kali.org/kali-security kali/updates main contrib non-free
lalu simpan dan tutup file editor anda.
3. kemudian lalukan update dengan perintah
#apt- get update
4. kemudian untuk melakukan upgrade
#apt- get upgrade -y
5. kemudian lakukanlah proses instal dengan perintah
# apt-get install kali-linux-all
note; DILAKUKAN DI TERMINAL
Sabtu, 31 Mei 2014
Minggu, 25 Mei 2014
Perkembangan Open Source Software
Salah satu contoh keberhasilan dan yang menjadikan Open Source menjadi perhatian dunia pada saat ini, adalah fenomena GNU/Linux, suatu sistem operasi yang dapat dikatakan berkem- bang dengan pola Open Source. Internet pun dapat dikatakan berkembang dalam kerangka kerja ala Open Source pula. Program-program yang menjalankan Internet, aturan-aturan yang dikembangkan via Internet Engineer Task Force juga menerapkan ini. Perkembangan Linux sendiri berciri “self organizing”, hal ini memberikan ilusi bagaikan suatu perusahaan besar tanpa dinding, tanpa pemegang saham, tanpa gaji, tanpa iklan dan tanpa pemasukan. Tetapi keberadaanya tak dapat diabaikan pada saat ini, bila Linux dihilangkan dari muka dunia, maka Internet dapat dipastikan tidak akan bekerja. Kemampuan evolusi dan adaptibilitas dan bantuan yang tersedia untuk pengguna memberikan suatu jaminan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan khusus pengguna. Banyak pihak yang mengkhawatirkan, bahwa GNU/Linux ini tak berbeda dengan trend komputer lainnya, dengan kata lain mereka berpendapat bahwa hal itu adalah sekedar pergantian trend saja, saat ini yang populer Microsoft, dan mendatang Linux dan begitu seterusnya. Sehingga tidak ada hal perbedaan essensial yang dibawa oleh Open Source. Bahkan masih banyak pihak yang berpendapat atau memperoleh kesan bahwa GNU/Linux ini adalah suatu produk Amerika dari suatu perusahaan seperti Linux Inc. Masih sedikit pihak di Indonesia yang menyadari bahwa adanya perbedaan yang sangat krusial, bahwa GNU / Linux memakai prinsip “Open Source” yang memiliki implikasi yang sangat berbeda dalam tatanan hak cipta, dan dorongan sosial.
Sebagai akibat dari fenomena bahwa setiap tool yang digunakan akan merubah tata cara pandang si pengguna tersebut terhadap suatu permasalahan, ternyata Open Source menimbulkan beberapa dampak pendorong yang dapat membawa ke perubahan cara pandang pada masyarakat luas. Adanya perbedaan motivasi dan perubahan attitude para pelaku Open Source, akan menimbulkan peluang untuk “mendorong” terciptanya pemikiran yang lebih baik. Open Source membawa “attitude” seperti “peer review”, pengakuan karya cipta, dan hal ini akan mendorong si pengguna memiliki attitude yang baik. Sebetulnya pola Open Source ini bukanlah hal yang baru, Pada tahun 1960-an semua perangkat lunak dapat dikatakan “open source”. Komputer yang dijual (pada saat itu sebagian besar adalah IBM) selalu disertai dengan source code. Pada era tersebut perkembangan komputer dan sains oleh para ilmuwan melalui penggunaan bersama source code secara bebas. Pada
tahun 1970-an ketika para individu dan perusahaan mulai menggunakan program untuk beragam kebutuhan, software berubah menjadi bersifat proprietary. Pada saat itu mulai disadari keuntungan bisnis yang diakibatkan oleh monopoli source code yang dilakukan dengan cara membatasi orang untuk memiliki source code dengan kata lain penguasaan source code menjadi memiliki nilai ekonomi. Richard Stallman berusaha mempopulerkan lagi kebersamaan antar pengembang perangkat lunak dengan Free Software Fundationnya (FSF), tetapi usaha ini belum begitu berhasil. Walau begitu hingga saat ini FSF tetap memainkan peranan penting pada perkembangan Open Source. Barulah dengan perkembangan Linux, pola Open Source ini mulai diperhitungkan orang kembali, hingga Netscape pun melepas source code dari browsernya. Perkembangan Unix sendiripun memanfaatkan proses peer review ini. Sebuah buku yang dikeluarkan oleh Lion pada tahun 1976 yang berisi source code Unix dan komentarnya menjadikan sumber acuan informasi bagi para pengembang komputer pada saat itu. Dokumentasi Unix sendiri merupakan sumber informasi yang baik, tertulis dalam bentuk yang konsisten, akurat dan langsung ke pokok permasalahan. Rata-rata para saat itu para programmer menulis program dan juga menulis dokumentasi. Dan secara biasa pengakuan sumbangan kerja selalu dilakukan kepada mereka yang telah memberikan idea, saran dan dukungan pada suatu proyek. Dengan mekanisme yang serba terbuka ini, para developer didorong untuk menjadi terbuka dengan keterbatasan mereka (misal tertulis pada bagian Bugs pada manual). Penulisan bagian BUGS ini menunjukkan agar pengguna mengetahui keterbatasan program mereka, bukannya membiarkan pengguna menemukannya. Tidak seperti pada closed source model yang cenderung tidak menyertakan daftar bugs yang ada. Keinginan mereka berbagi source code tersebut adalah untuk menyesuaikan program tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahkan Usenet pun dibuat dengan tujuan untuk mempermudah mereka saling mendistribusikan source code, informasi yang terkait dan juga melakukan diskusi. Dapat dikatakan Internet pun dibangun oleh suatu komunitas yang terdiri dari developer bebas yang membangun perangkat bantu mereka agar dapat bekerja sama lebih baik dan lebih efektif. Keterbukaan Unix dihentikan oleh AT&T yang menerapkan kebijakan lisensi. Terbukti kebijakan ini membawa perkembangan dunia komputer menjadi terhambat dan terjadi “reinvented the wheel”.
Walaupun telah ada proposal untuk menjadikan Unix sebagai “sourceware” yaitu tersedia source code untuk masyarakat luas yang diajukan oleh McCoy pada tahun 1984. Tetapi hal itu tidak membawa perubahan lisensi. Keterbukaan ini baru terulang kembali dengan lahirnya Linux dan Free BSD. Internet Engineering Task Force (IETF) mendefinisikan suatu standard terbuka yang memungkinkan terciptanya dan beroperasinya Internet. Sebagian besar pekerjaan dilakukan melalui mailing list. Setiap orang dapat bergabung dalam mailing list tersebut dan memberikan kontribusi. Tak ada yang memimpin untuk memberikan keputusan, bahkan voting relatif jarang dilakukan, yang ada hanyalah konsensus dan sistem yang dapat beroperasi dengan baik. Banyak sistem yang dibangun berdasarkan Open Source ini, dan sekarang dapat dikatakan sebagai tulang punggung Internet, artinya Internet sangat bergantung dengan program-program tersebut, antara lain:
1.Sistem Operasi: Linux dan FreeBSD
2.Perangkat bantu pemrograman, gcc C compiler, emacs editor, gdb debugger, CVS (Concurrent Versioning System) yang mempermudah developer bekerja sama.
3.Bahasa pemrogaman: Perl (sebagian besar program CGI ditulis dengan bahasa ini), Python, Tcl/Tk
4.Web Server; Apache merupakan web server terbanyak di Internet.
5.Samba.
6.Mail server: sendmail3
7.BIND (Domain name server)
GNU/Linux sendiri kini telah menjadi kesayangan para programmer berbakat di berbagai belahan dunia. Konsep kerja sama pada Open Source makin menarik minat para programmer sedunia. Ditambah dengan makin menggejalanya konsep masyarakat virtual. Perkembangan masyarakat virtual pun tak terlepas dari semangat kolaborasi secara sukarela seperti dalam Open Source ini, seperti yang ditunjukkan pada inisiatif Global Electronic Vilage, the Whole Electronic Link. Internet dan World Wide Web (WWW) juga berkembang dengan pesat sebagai suatu perkembangan dari jaringan untuk riset yang terbuka. Sukses keduanya tidak terlepas dari “kerelaan” orang yang membuatnya, dan semangat untuk saling berbagi. Teknologi ini tersedia secara bebas, dan kini mulai diambil alih sebagian oleh perusahaan besar. Jadi dari sudut pandang pengembangan sistem (system development) sejarah telah menunjukka bahwa Open Source ini sudah cukup teruji keefektifan dan keefisienannya sebagai suatu metode pengembangan sistem. Kesuksesan pengembangan Internet menunjukkan bahwa pola Open Source yang membuat suatu bentukan “gift economy” telah mendorong inovasi secara cepat. Standardisasi yang dianut Internet memungkinan beragam komputer melakukan penggunaan sumber daya secara bersama. Berikut disampaikan perkembangan Open Source Software dari tahun ketahun.
Tahun 1991 Pada bulan September, Linus mempublikasikan karyanya lewat FTP server ftp.funet.fi. Awalnya Linus berencana untuk menamakan proyeknya sebagai freax, yang merupakan kombinasi free, freak dan x, yang menandakan sistem unix-like. Ari Lemmke, administrator yang menyarankan Linus untuk meng-upload karyanya ke jaringan, tidak senang dengan nama tersebut dan kemudian memberikan nama Linux di FTP server. Momen lahirnya Linux turut disemangati oleh Richard Stallman (pendiri proyek GNU dan Free Software Foundation/FSF), dimana pada tahun ini, beliau mengekspresikan ketertarikannya akan FSF mendistribusikan sistem GNU dengan kernel Linux. Di tahun ini pula, Haavard Nord dan Eirik Chambe-Eng mulai mengembangkan GUI toolkit Qt. Seperti kita ketahui bersama, Qt hari ini merupakan salah satu GUI toolkit dominan di dunia Linux, dimana digunakan oleh KDE dan proyek lainnya.
Tahun 1992Pada Februari, sebuah proyek dengan nama MCC Interim Linux dirilis oleh Owen Le Blanc dari Manchester Computing Centre (MCC) University of Manchester, Inggris. Proyek ini kemudian dikenal sebagai distribusi Linux pertama yang mampu diinstal secara independen di komputer. Kernel yang digunakan adalah Linux versi 0.12. Sebelum rilis dilakukan, proyek yang bisa dianggap sebagai distribusi Linux adalah kumpulan floppy bootroot milik H. J. Lu. Setelah proyek ini dirilis, beberapa distribusi lain mulai dikembangkan. Salah satunya adalah Softlanding Linux System (SLS) yang dirilis oleh Peter MacDonald pada September. SLS merupakan distribusi pertama yang menawarkan Linux karya fitur, yang datang bersama dukungan TCP/IP dan X Windows System, selain kernel dan utiliti dasar. Distribusi ini kemudian menjadi begitu popular dan mendominasi pasar, sampai akhirnya developernya memutuskan untuk mengganti format executable dari a.out ke ELF, yang rupanya tidak diterima dengan baik oleh pengguna saat itu. Para pengguna awal SLS yang nantinya menjadi para tokoh kunci di dunia distribusi Linux di antaranya termasuk Patrick Volkerding dan Ian Murdock. Pat kemudian melakukan tweaking dan cleanup dan kemudian melahirkan Slackware. Ian mengembangkan Debian. Di tahun ini, sebuah perusahaan dengan nama Software und System Entwicklung GmbH (SuSE) didirikan di Nuremberg, Jerman. Awalnya, perusahaan ini mendistribusikan versi Jerman dari SLS. Nantinya, seperti kita ketahui bersama, SUSE yang dibeli Novell adalah salah satu pemain utama di dunia Linux.
Tahun 1993 Tahun ini sungguh bersejarah. Pada Juli, Patrick Volkerding merilis versi 1.0 dari distribusi Linux Slackware. Distribusi ini berbasiskan pada SLS. Bulan Agustus, Ian Murdock secara resmi mendirikan proyek Debian. Nama Debian adalah singkatan dari Debra (Istri Ian) dan Ian. Debian 1.0 sampai Debian 0.90 dirilis antara Agustus dan Desember 1993. Perlu kita catat bahwa kedua distribusi ini merupakan distribusi tertua yang masih aktif dikembangkan. Bahkan, mereka telah menjadi nenek moyang distribusi-distribusi populer. Turunan Slackware termasuk Vector Linux, Zenwalk, dan SLAX. Sementara, turunan Debian sendiri sangatlah banyak. Salah satunya yang populer adalah Ubuntu. Kedua distributor tersebut sampai hari ini tampil sangat kokoh dan stabil. Walau demikian, kita bisa cermati bahwa package management yang digunakan sangatlah berbeda, dimana Debian menggunakan sistem DPKG dan APT yang rumit, sementara Slackware berbasis TGZ dan sangat sederhana.
Tahun 1994 Awal tahun ini diawali dengan rilis Linux 1.0 pada Maret. Ukuran source kernel saat itu mencapai 1,016,601 bytes. Hal ini sekaligus menandai momentum pengembangan Linux yang lebih serius. Pada April, versi 1.0 dari SuSE Linux dirilis. Distribusi tersebut berbasis SLS. Di tahun ini juga, pada Juli, Marc Ewing kali pertama mempreview Red Hat Linux Versi 0.9 dari Red Hat Linux yang dirilis pada 31 Oktober. Dewasa ini, perusahaan Red Hat, Inc. merupakan salah satu pemain terbesar dunia Linux. Pada tahun 2007, pendapatan perusahaan ini tercatat lebih dari US$ 400 juta, dengan jumlah karyawan sebanyak lebih kurang 2.200 orang.
Tahun 1995 Tahun 1995 adalah tahun Red Hat. Pada tahun 1993, Bob Young mendirikan ACC Corporation, yang menjual aksesoris software Linux dan Unix. Pada tahun 1994, seperti disebutkan sebelumnya, Marc Ewing membangun distribusi Red Hat Linux. Bob Young kemudian membeli bisnis Marc Ewing pada tahun 1995 dan keduanya merger menjadi Red Hat Software. Kemudian pada Mei 1995, Red Hat Linux 1.0 diluncurkan. Ini merupakan rilis pertama setelah pembelian oleh Bob Young. Kernel yang digunakan adalah Linux 1.2.8.
Tahun 1996 Tahun ini adalah tahun di mana Linux dan software-software pendukungnya mulai semakin berkembang. Pertengahan tahun, di Juni, Kernel 2.0 dengan source berukuran 4,718,270 bytes dirilis. Kernel ini dirilis setelah melalui 14 tahapan pre-release (2.0-pre1 sampai 2.0-pre14). Di tahun ini juga, dua proyek sangat penting lahir. Yang pertama adalah proyek desktop environment KDE yang diumumkan pada Oktober. KDE dibangun oleh Matthias Ettrich. Awalnya, huruf K pada KDE disarankan sebagai Kool, namun pada akhirnya, hanya K saja. Satu hal yang menarik adalah, Matthias Ettrich memutuskan untuk menggunakan GUI toolkit Qt, yang pada saat itu, belum menggunakan lisensi yang kompatibel dengan software, di mana toolkit non-free digunakan untuk membangun desktop environment free. Kemudian yang tak kalah penting adalah dimulainya proyek GTK+, sebagai toolkit untuk GIMP. Seperti kita ketahui bersama, saat ini GTK+ adalah salah satu GUI toolkit yang paling banyak digunakan di dunia Linux dan Unix. Berbagai proyek popular termasuk GNOME dibangun dengan toolkit ini.
Tahun 1997 Pada Mei, Eric S. Raymond memberikan presentasi di Linux Congress tentang makalah berjudul “The Cathedral and The Bazaar”. Di model cathedral, software dikembangkan secara terbatas oleh kelompok tertentu. Di model Bazaar, software dikembangkan lewat internet secara publik. Garis besar makalah ini secara umum turut melahirkan metode open source. Pada tahun ini, hacker terkenal Miguel de Icaza memulai proyek GNOME. Selain GNOME, Miguel mengerjakan diantaranya proyek Midnight Commander (file manager), Gnumeric (spreadsheet), dan Mono (versi open source dari Microsoft.NET untuk sistem Unix). GNOME desktop saat ini menjadi desktop default pada berbagai distribusi Linux populer, di antaranya Ubuntu.
Tahun 1998 Di Januari, Netscape memulai proyek open source Mozilla. Dua bulan berselang, Netscape merilis sebagian besar source code Netscape Communicator di bawah lisensi Netscape Communicator Public License. Apa yang telah dilakukan oleh Netscape ini membuahkan hasil yang bagus sampai hari ini. Kabar gembira juga datang di April, di mana GTK+ telah mencapai versi stabil 1.0. Rilis ini segera diikuti oleh rilis GIMP 1.0 di bulan Juni. GIMP adalah pengolah gambar yang sangat populer di dunia Linux bahkan Windows, sebagai alternatif dari pengolah gambar proprietary Photoshop. Pesta di dunia free/open source belum berakhir, dimana di bulan Juli, KDE 1.0 juga dirilis. Lahirnya KDE setidaknya telah menjadikan dunia desktop Linux jauh lebih baik. Hal ini juga turut memicu Gael Duvel untuk membangun Mandrake Linux, yang boleh dikatakan sebagai versi KDE dari Red Hat Linux. Mandrake Linux, di waktu itu, sangat terkenal sebagai distribusi Linux yang sangat mudah digunakan. Perkembangan Linux yang mulai pesat rupanya sangat mengganggu Microsoft. Menjelang akhir tahun, Eric Raymond mempublikasikan dua memo internal Microsoft (yang dibocorkan kepadanya), dimana berisikan diantaranya strategi untuk menghadapi free/open source software dan Linux. Dokumen tersebut kemudian dikenal sebagai Halloween Document. Tahun ini Sun Microsystems tampaknya memandang free/open source cukup serius. Hal ini setidaknya ditandai dengan dirilisnya StarOffice 5 untuk Linux, yang bebas di-download untuk penggunaan personal. Akhir tahun yang cukup sibuk ini ditutup dengan pengumuman proyek Yellow Dog Linux, yang dikhususkan untuk PowerPC.
Tahun 1999 Awal tahun dimulai dengan kabar gembira. Kernel Linux 2.2 akhirnya dirilis dengan 10,592,549 byte setelah melalui 9 Kernel ini datang dengan peningkatan dukungan arsitektur. Linux 2.2 juga merupakan versi pertama yang mendukung x86 vendor selection untuk fine-tuning yang lebih baik. Di rilis ini juga, datang sebuah fitur menarik, yaitu framebuffer console. Dunia desktop Linux turut diperkaya oleh lahirnya GNOME 1.0 pada Maret, yang disambut gembira di press conference Linux World. Di bulan September, DemoLinux stabil pertama diluncurkan. DemoLinux adalah salah satu distributor Linux Live CD pertama. Corel tampaknya juga tertarik dengan dunia Linux dan turut meluncurkan distribusi Linuxnya pada Linux Business Expo di November. Sebelum memasuki tahun 2000, id Software memberi sebuah hadiah liburan untuk kita semua: source code Quake 1.
Tahun 2000 Sejak November 1999, sourceforge sebenarnya telah up dan berjalan. Namun, baru pada Januari 2000, VA Linux Systems mengumumkannya secara resmi. Sampai Akhir tahun, SourceForge telah meng-host lebih dari 12.000 proyek, dengan lebih dari 92.000 developer terdaftar. Borland, yang sangat dikenal sebagai perusahaan yang mengembangkan berbagai tool untuk software development, agaknya tidak mau ketinggalan dengan gerakan open source. Di Januari, Inprise (Borland) mengumumkan akan meng-open source-kan Interbase, yang merupakan salah satu database powerful. Dukungan datang juga dari IBM, yang merilis Journaled File System (JFS) dibawah GPL ke komunitas Linux di Februari. Di bulan ini, rilis stabil pertama untuk port Linux dari openSSH (1.2.2) diumumkan. Di bulan Februari ini juga, beberapa versi embedded Linux diluncurkan. Di antaranya Monta Vista yang merilis Hard Hat Linux 1.0, Lynx Real-Time yang merilis BlackCat Linux 1.0 dan EMJ Embedded System yang mengumumkan White Dwarf Linux. Dunia desktop Linux kembali dimeriahkan dengan dirilisnya Xfree86 4.0 di bulan Maret. Ini adalah rilis versi mayor yang datang dengan banyak perubahan dan fitur baru. Diantaranya adalah OS-independent loadable module untuk driver video, ekstensi X, renderer font, driver input device, dan lain sebagainya. Di April, Andy Tanenbaum turut memberikan hadiah untuk komunitas open source, dengan merilis Minix di bawah lisensi BSD. Beberapa analis berpendapat, apabila Minix dirilis seperti ini dari awal, Linux mungkin tidak pernah ada. Masih di bulan yang sama, Inprise/Borland mengumumkan rencana untuk merilis Delphi for Linux. Ini adalah kabar gembira untuk banyak developer. Di Mei, PHP 4.0 dirilis. Ini adalah perubahan besar di dunia web application development. PHP sendiri adalah salah satu bahasa pemrograman web terpopuler saat ini. Seperti dijanjikan sebelumnya, di bulan Juli, Borland/ Inprise merilis source code InterBase 6.0 di bawah varian Mozilla Public License (MPL) v1.1. Di bulan ini juga, compiler FreePascal 1.0 dirilis. Di September, Trolltech memberikan hadiah untuk komunitas free/open source dengan menambahan opsi GPL pada Qt. Komunitas pun bersuka ria. Situs wikipedia mencatat bahwa Knoppix, yang merupakan salah satu fenomena besar di dunia Linux, dirilis pada versi 1.4 pada 30 September. Knoppix, yang menyediakan fungsionalitas live linux di CD/DVD, telah memiliki sangat banyak turunan. Di Oktober, satu peristiwa penting telah terjadi. Source code StarOffice dirilis pada situs OpenOffice.org. Source code-nya terdiri dari 35.000 file dalam 2.100 direktori. Tanpa OpenOffice.org barangkali perkembangan Linux di dunia perkantoran tidak akan secepat saat ini. Tahun ini ditutup dengan kabar gembira bahwa IBM akan menginvestasikan dana US$ 1 miliar untuk pengembangan Linux.
Tahun 2001 Di awal tahun, Linux kernel 2.4 dirilis. Ini adalah kabar gembira untuk semua pengguna Linux. Hadirnya kernel 2.4 menandai sejumlah perkembangan yang mengikuti, termasuk maraknya perkembangan distribusi Linux. Di Maret, Borland merilis Borland Kylix for Linux. Proyek ini sesungguhnya sangat prospektif, terutama dilihat dari betapa suksesnya Delphi di Windows. Banyak sekali developer yang menaruh harapan pada Kylix. Sayang berjuta sayang, setelah beberapa dirilis, Kylix harus masuk ke museum Borland. Bulan April juga membawa kabar gembira tersendiri, dimana Sony mengumumkan Linux kit untuk Playstation 2 akan dipasarkan di Jerman pada bulan Mei. Ini tentu saja membuktikan semakin luasnya penggunaan Linux. Kabar yang tak kalah serunya adalah SAP merilis databasenya sebagai open source. Di bulan-bulan berikutnya, kabar gembira seakan tidak pernah usai. Dimulai dari Mei, dimana SGI merilis XFS 1.0. Di bulan Juni, IBM tidak mau kalah dengan merilis JFS 1.0. Bulan Juli adalah bulan gembira bagi software developer, di mana Ximian meluncurkan proyek Mono. Di Bulan Agustus, pendiri mp3.com Michael Robertson memulai pengembangan Lindows dan memperkaya dunia distribusi Linux. Di bulan Oktober Red Hat 7.2 dirilis. Versi ini adalah basis untuk Red Hat Enterprise Linux 2.1 AS (Red Hat Advanced Server 2.1). Melengkapi kabar gembira tahun ini, Sharp meluncurkan PDA Zaurus berbasis Linux, yang nantinya menjadi sangat populer.
Tahun 2002 Sebuah kabar gembira datang dari dunia kernel di Februari. Preptible kernel patch dan Advanced Linux Sound Architecture di merge ke kernel 2.5. Ini berarti, dunia desktop akan semakin menyenangkan di Linux. Di Maret dunia desktop juga semakin dimanjakan dengan lahirnya GTK+ 2.0 yang datang dengan banyak perubahan dan perbaikan. CodeWeavers juga merilis CrossOver Office, yang memungkinkan pengguna untuk menjalankan Office dan aplikasi Windows lain di atas Linux. Di bulan ini jugalah Gentoo Linux 1.0 dirilis. Awalnya, Gentoo dikembangkan oleh Daniel Robbins sebagai Enoch Linux Distribution. Tujuannya adalah distribusi Linux yang dibangun dari source code, di-tuning sesuai hardware dan hanya berisikan program yang dibutuhkan. Dunia kantoran yang mungkin skeptis dengan Linux setidaknya akan sedikit membuka diri dengan dirilisnya OpenOffice.org pada bulan Mei. Walaupun masih terdapat banyak kelemahan, ini adalah perkembangan besar. Melihat semakin mantapnya Linux, Oracle pun tergoda dan memulai kampanye Unbreakable Linux pada bulan Juni. Di Indonesia, gema inipun terasa di mana Oracle Indonesia bekerja sama dengan KPLI (Jakarta) menghadirkan beberapa event. Di bulan Juni juga Mozilla 1.0 dirilis. Pengguna Linux semakin termanjakan. Desktop Linux semakin dekat. Apalagi dengan dirilisnya Ogg Vorbis 1.0 pada bulan Juli. Oracle tidak main-main dengan kampanyenya. Pada bulan Agustus, Oracle merilis File system cluster-nya di bawah GPL.
Tahun 2003
Xandros juga menjawab kebutuhan akan dunia desktop Linux dengan merilis Xandros Desktop 1.0 pada Januari 2003. Begitu pun dengan Blitstream yang merilis font Vera ke proyek GNOME di bawah lisensi yang tebuka. Di tahun ini, ada perubahan besar di dunia Linux, atau setidaknya di dunia Red Hat. Pada April, Red Hat Linux 9 diluncurkan. Sayangnya, di bulan Juli, Red Hat mengumumkan bahwa era Red Hat telah berakhir dan sebagai gantinya, era Red Hat Linux Project akan dimulai. Beberapa bulan ke depan, tepatnya di September, Red Hat Linux Project berubah nama menjadi Fedora Project. Tak lama kemudian, tepatnya di bulan November, Fedora Core 1 dirilis. Perubahan ini terjadi begitu cepat dan cukup menghebohkan, termasuk di Indonesia. Pada momen inilah, dunia industri TI di dunia mulai lebih serius akan bisnis di dunia open source. Pada Agustus, Novell membeli perusahaan Ximian. Kiprah Novell dalam membeli kemudian berlanjut pada akuisisi SUSE pada bulan November sebesar US$ 210 juta. Dunia Linux kembali dihebohkan dengan lahirnya kernel 2.6 di bulan Desember. Ini adalah hadiah terbesar tahun ini dan sekaligus menjadi tonggak masuknya Linux ke dunia enterprise. Sebelum lahirnya kernel 2.6, bila mau membeli USB flash disk, maka perlu diuji apakah USB tersebut dikenal atau tidak oleh sistem Linux, di depan penjualnya. Tentunya setelah negosiasi harga selesai. Setelah lahirnya kernel 2.6, satu-satunya yang perlu dilakukan adalah negosiasi harga.
Tahun 2004 Di bulan Januari, kalangan developer distribusi Linux sedikit terganggu dengan perubahan lisensi proyek Xfree86. Lisensi baru secara luas dipertimbangkan sebagai non-free. Oleh karena itu, X.org foundation kemudian merilis X11R6.7 pada bulan April. Rilis yang datang dengan fungsionalitas baru yang signifikan barangkali adalah R6.8 yang diluncurkan pada bulan September. Di bulan Juni, dua kabar gembira hadir untuk kita. Yang pertama adalah dirilisnya Mono 1.0. Yang kedua adalah Sun Microsystems merilis Project Looking Glass dan Java 3D sebagai proyek open source. Semester kedua adalah semester yang penuh suka cita:
- Bulan Juli, PHP 5.0 dirilis dan datang dengan sangat banyak
perbaikan.
perbaikan.
- Bulan Oktober, satu peristiwa besar terjadi dalam sejarah
dunia Linux, tak lain lahirnya Ubuntu Linux.
dunia Linux, tak lain lahirnya Ubuntu Linux.
- Bulan November, Firefox 1.0 dirilis.
- Bulan Desember, Thunderbird 1.0 dirilis.
Tahun 2005 Di tahun ini, perkembangan Linux semakin mantap dan satu persatu bidang mulai semakin diperkuat. Pada bulan Februari, Mozilla melengkapi deretan produknya dengan meluncurkan Sunbird 0.2 yang merupakan rilis ‘resmi’ pertama untuk aplikasi kalender. Bulan Mei, Nokia mengumumkan 770 tablet, yang menjalankan Linux. Di bulan ini juga, OpenDocument disetujui sebagai OASIS standard. Proyek Open SUSE, yang menjadikan pengembangan distro lebih terbuka, diluncurkan pada bulan Agustus. Setahun kemudian, Agustus 2006, versi komunitas dari Linux SUSE diganti namanya menjadi openSUSE. Selanjutnya, selama bertahun-tahun ke depan sampai saat ini, openSUSE adalah salah satu distribusi Linux terpopuler. Google Summer of Code, dimana idenya datang langsung dari pendiri Google, Sergey Brin dan Larry Page, mendanai lebih kurang 400 proyek. Selama bertahun-tahun ke depan, event ini semakin popular dan turut memperkaya dunia open source. Bulan Oktober adalah bulan bahagia. OpenOffice.org2.0akhirnya dirilis pada versi 0.9 dan menyatakan siap untuk testing secara komersial. Dengan adanya Wine, pengguna Linux bisa menjalankan aplikasi Windows. Sangat memudahkan proses migrasi tahap awal.
Tahun 2006Di tahun ini desktop Linux makin banyak mendapat perhatian. Membuka tahun, Novell merilis kode Xgl. Sebulan setelahnya, di bulan Februari, gantian Red Hat yang merilis AIGLX. Desktop Linux pun siap untuk menari-nari.Menjelang pertengahan tahun, bulan Mei format OpenDocument menjadi standar ISO. Ini adalah perkembangan besar. Menjelang akhir tahun, Novell dan Microsoft mengumumkan joint patent agreement. Kedua perusahaan itu akan berjanji lebih dekat lagi. Kerja sama ini menuai protes dari komunitas.
Tahun 2007 Pada 29 Juni, GPLv3 akhirnya dirilis setelah melewati beberapa tahapan draft. Sebagai catatan, GPLv1 dirilis pada Januari 1989 dan GPLv2 dirilis pada Juni 1991. Menjelang akhir tahun, source code qmail ditempatkan pada public domain. Qmail merupakan mail transfer agent popular di dunia Linux. Akhir tahun 2007, tim Samba mendapatkan akses ke dokumen protokol Microsoft (perintah pengadilan untuk antitrust). Ini artinya, Samba diharapkan akan bekerja lebih baik dan lebih kompatibel lagi.
Tahun 2008 , Tahun 2008, OpenOffice.org 3.0 kembali diluncurkan. Linux dan dunia free/open source telah semakin dikenal dan digunakan berbagai pihak. Linux kini bukan barang aneh lagi yang harus diperkenalkan dengan susah payah
Aplikasi Open Source Pada Dunia Pendidikan Indonesia
Resesi global yang sedang terjadi sekarang ini telah mempengaruhi berbagai organisasi baik organisasi bersifat profit oriented maupun non profit. Kondisi perekonomian yang terjadi memang paling berpengaruh untuk organisasi bersifat profit oriented, tetapi bagi organisasi yang bersifat non-profit pemotongan biaya tetap banyak dilakukan untuk mengimbangi kenaikan harga yang terjadi seperti di Indonesia yang diakibatkan oleh salah satunya penurunan nilai tukar rupiah.
Apabila dicermati dari sudut pandang teknologi informasi,di era kompetisi global seperti sekarang ini, sistem informasi adalah salah satu bagian dari tulang punggung korporat, yang bisa menjadi salah satu ukuran kompetitif atau tidaknya sebuah perusahaan. Begitu vitalnya jaringan komputer ini, sehingga kegagalannya akan berakibat hilangnya produktivitas serta kerugian finansial. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin tetap kompetitif menginginkan sebuah sistem informasi yang dapat diandalkan, serta mampu bekerja optimal dengan tingkat kegagalan serendah mungkin ditambah memiliki biaya kepemilikan total (instalasi dan perawatan) yang rendah sehubungan dengan adanya pemotongan anggaran untuk kebutuhan ini. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang mulai mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi mereka.Dengan pertimbangan hal tersebut, kini banyak organisasi yang mulai melakukan aplikasi sistem berbasis open source, karena open source (OSS) menyediakan berbagai aplikasi yang ditawarkan dengan harga murah bahkan tidak jarang gratis, dan dapat dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan perusahaan karena terbukanya kode dalam software yang dapat dirubah, dan membuka kesempatan untuk mengembangkan aplikasi yang dilakukan bersama-sama dengan komunitas yang juga pastinya akan mengurangi biaya IT dari perusahaan tersebut. Penghematan biaya akan sangat dirasakan oleh perusahaan dengan kebutuhan IT yang kompleks. Sebagai contoh kasus dari Sun Microsystem yang dapat dikatakan merupakan perusahaan penyumbang kode Open Source terbesar. Misalkan, ada sebuah perusahaan, dengan kira-kira 1000 pegawai, menjalankan bisnisnya dengan 20 dual-core server aplikasi dan 10 dual-core server basis data. Jika perusahaan tersebut menggunakan aplikasi proprietary (dalam hal ini WebLogic Enterprise & Oracle Enterprise), maka perusahaan tersebut akan mengeluarkan dana sebesar U$3,237,000 selama 3 tahun. Sedangkan jika perusahaan mengunakan aplikasi Open Source (dalam hal ini Glassfish Enterprise Server & MySQL Enterprise Gold), maka perusahaan tersebut hanya akan mengeluarkan dana sebesar US$240,000. Detail perhitungan dapat di lihat di sini. Beberapa perusahaan Indonesia yang telah memulai aplikasi sistem informasi berbasis Open Source diantaranya adalah PT. Telkom dan Kompas.
Open Source dan Dunia Pendidikan
Untuk melakukan aplikasi sistem Open Source maka organisasi perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang siap untuk melakukan perubahan. Dengan kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki dan dukungan komunitas, maka organisasi akan semakin terbebas dari ketergantungan terhadap vendor tertentu dan dapat terus menerus memperbaiki sistem informasi yang dimiliki. Untuk kebutuhan persiapan sumber daya manusia ini sebenarnya dapat dimulai dari institusi pendidikan.
Solusi sistem informasi berbasis Open Source seharusnya mulai diperkenalkan pada akademisi, pelajar, dan mahasiswa (under-graduate maupun post-graduate) agar individu-individu tersebut memasuki sebuah organisasi yang mengaplikasikan sistem berbasis Open Source, mereka telah memiliki bekal yang cukup. Pengenalan Open Source di dunia pendidikan juga sejalan dengan deklarasi Indonesia Goes Open Source (IGOS) yang dideklarasikan pada 30 Juni 2004. IGOS adalah keputusan strategis di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari pemerintah Republik Indonesia melalui lembaga-lembaga terkait yang ditandatangani oleh : Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman dan HAM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Pendidikan Nasional. IGOS adalah sebuah gerakan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah, yang merupakan sebuah ajakan untuk mengadopsi Open Source di lingkungan pemerintah. Meskipun hanya ditandatangani oleh lima kementrian dan departemen, namun implementasinya didukung luas oleh lembaga-lembaga dan departemen lain misalnya Departemen Tenaga Kerja, Depdiknas dan Presiden sendiri, dengan membentuk Dewan TIK Nasional (DeTIKNas) sebagai penasihat presiden dalam urusan dan keputusan terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Deklarasi IGOS bertujuan agar bangsa Indonesia dapat membangun aplikasi peranti lunak komputer yang berkode sumber terbuka, membuat bangsa Indonesia dapat dengan mudah merancang, membuat, merekayasa dan menjual produk intelektual dengan mudah, murah dan tidak tergantung kepada pihak-pihak tertentu yang sewaktu-waktu dapat memaksakan kepentingan terkait dengan kebutuhan dukungan terhadap produk.
Ada dua implikasi dari deklarasi IGOS ini bagi dunia pendidikan. Pertama, dilihat dari ditandatanganinya Deklarasi oleh Menteri Pendidikan Nasional pada waktu itu, secara internal menjadikan Open Source menjadi pilihan bagi departemen terkait. Sedangkan secara eksternal, memberikan perintah tidak langsung bahwa dunia pendidikan sudah menerima Open Source menjadi pilihan sistem operasi maupun aplikasi sehar-hari. Kedua, sektor pendidikan yang sudah stabil mendorong aktivitas pembelajaran, riset dan kemungkinan untuk melakukan migrasi ke Linux. Mulai dari kurikulum perguruan tinggi, mulai dirombak dan didasari oleh dasar kurikulum TIK yang open source, kalau tidak dapat disebut bebas dari pengaruh sistem operasi tertentu. Hingga kegeliat sektor swasta dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM TIK berbasis Linux/FOSS. Muncul dan kian berkembang lembaga-lembaga training komputer yang memfokuskan diri dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam rangka pemenuhan SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang TIK yang dibutuhkan.
Selain untuk mempersiapkaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bersaing, pengenalan Open Source pada masyarakat terutama di dunia pendidikan dapat mengurangi pembajakan yang terjadi di Indonesia yang dikatakan merugikan negara sampai $3 juta (detik.com).
Resistensi Open Source Pada Dunia Pendidikan
Yang banyak terjadi di lingkungan pendidikan adalah terjebaknya para pendidik dan siswa/mahasiswa kepada suatu 'produk software' yang terlanjur mendominasi pasar, tidak kepada substansi dasar pendidikan itu sendiri. Jebakan yang paling parah adalah ketika civitas dunia pendidikan mulai menggunakan software ilegal dan akhirnya merasa bahwa hal itu adalah hal yang lumrah padahal itu merupakan hal yang sangat memalukan apalagi di lingkungan pendidikan. Seharusnya di lingkungan pendidikan terjadi apresiasi yang cukup baik terhadap karya intelektual, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.
Proses melakukan copy software dengan copyright secara ilegal yang terjadi di kalangan pendidikan bukan tidak mungkin karena para dosen/guru justru dengan sengaja atau tidak sengaja mengarahkan para siswa/mahasiswa untuk melakukan pembajakan software. Penetapan kurikulum mata kuliah yang menjurus kepada suatu produk komersial misalnya, (yang memiliki standar harga tinggi untuk kebanyakan orang) juga bisa menjadi pemicu terjadinya pembajakan software.
Mitos yang mendasari penolakan penggunaan Open Source seperti yang dikemukakan oleh Menristek Kusmayanto Kadiman adalah :
Pertama, open source dianggap hanya layak digunakan oleh pakar TI, dan kebiasaan serta pengetahuan yang dimiliki mengenai software propietary dirasa sudah cukup untuk melakukan tugas sehingga tidak perlu melakukan proses pembelajaran ulang untuk sebuah sistem baru tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat dengan pembelajaran tersebut.
Kedua, masih banyak kalangan pebisnis yang mempertanyakan keuntungan dari Open Source. Dengan adanya mitos tersebut, menyebabkan penolakan pada dunia pendidikan karena ditakutkan bahwa output dari dunia pendidikan akan menjadi tidak laku di pasar.
Ketiga, masih banyak orang pesimistis terhadap dukungan untuk Open Source, misalnya ketersediaan aplikasi dan hardware yang mendukung. Pada dunia pendidikan muncul anggapan bahwa distro-distro yang ada belum memasukkan paket-paket aplikasi pendidikan.
Mitos-mitos di atas sebenarnya dapat dipatahkan dengan melihat beberapa fakta yang ada, yaitu :
Berdasarkan penelitian Ghosh et al (2002) persentasi terbesar dari anggota komunitas Open Source berasal dari rentang umur 10-25 tahun dengan 75,1%. Memang ketika dilihat dari profesi pengguna Open Source masih dikuasai oleh para pakar IT, tetapi pelajar masuk pada peringkat kedua dengan 15,8%.Hal ini menunjukan bahwa pendidikan Open Source dapat dilakukan sejak dini dan pada usia pendidikan formal mulai SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Open Source tidak hanya melulu milik para pakar IT.
Dengan pertumbuhan kebutuhan sistem informasi saat ini dan terjadinya resesi global, memaksa banyak perusahaan untuk mencari solusi alternatif. Salah satu opsi dari solusi alternatif itu merupakan aplikasi Open Source. Maka akan muncul permintaan dari pasar tenaga kerja untuk ketrampilan dan pengetahuan mengenai Open Source. Ketrampilan dan pengetahuan Open Source dapat menjadi bekal untuk bersaing di dunia kerja karena sumber daya manusia dengan bekal pengetahuan Open Source termasuk dalam 12 kebutuhan IT yang paling dicari.
Kebutuhan Open Source untuk dunia pendidikan saat ini sudah diakomodir dengan adanya distro Linux yang memaketkan aplikasi pendidikan pada sistem operasi mereka. Salah satu contohnya adalah Edubuntu (http://edubuntu.org) yang merupakan produk turunan dari Ubuntu Linux dengan paket aplikasi yang disesuaikan untuk kebutuhan pendidikan mulai dari game untuk TK, hingga kebutuhan aplikasi pengolah data untuk Mahasiswa.
Dukungan yang diberikan oleh Open Source untuk para penggunanya juga dapat diperoleh dengan mudah dengan memanfaatkan dukungan formal dari distro besar (Ubuntu, Debian, Red Hat, dll) dan dukungan dari komunitas pengguna Open Source. Selain itu juga ada support dari beberapa distro linux yang menyediakan program partner untuk kalangan pendidikan, seperti yang ditawarkan Canonical. Dukungan hardware Open Source dapat dilihat dari dukungan Linux terhadap hardware yang beredar di pasaran saat ini. Kemampuan dukungan Linux terhadap hardware tersebut memudahkan pengguna untuk melakukan aplikasi Linux secara luas pada PC.
Penggunaan Open Source Pada Dunia Pendidikan
Kemampuan sistem Open Source yang sangat terbuka untuk dikembangkan memiliki potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan secara luas. Dunia pendidikan di Indonesia seharusnya mulai mempertimbangkan pengenalan dan penggunaan Open Source secara komprehensif pada seluruh fungsi yang layak untuk menggunakan aplikasi Open Source.
Sistem berbasis Open Source dapat digunakan dalam berbagai macam fungsi yang ada di dunia pendidikan. Untuk Administasi dan operasional lembaga pendidikan, Open Source dapat digunakan sebagai basis pembangunan sistem jaringan sehingga akan menghemat biaya IT. Untuk kebutuhan belajar mengajar, Open Source dapat dipergunakan sebagai sarana praktek operasional sistem informasi dan pembelajaran mengenai cara kerja sistem informasi dengan berbagai cara. Open Source juga dapat berguna sebagai bahan penelitian untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang kemudian dapat digunakan untuk masyarakat umum sehingga penggunaan Open Source pada dunia pendidikan akan menguntungkan banyak pihak. Selain itu dengan semakin banyak digunakannya Open Source maka dukungan terhadap pengguna Open Source yang tersedia juga akan semakin banyak. Indonesia masih menduduki peringkat ke 131 di dunia untuk pengguna Open Source dan akan segera disusul oleh Guyana berdasarkan data statistik dari http://counter.li.org/reports/place.php?place=ID. Sehingga upaya memasyarakatkan Open Source harus legih digalakan untuk mendukung program IGOS, dan support dari kalangan pendidikan sangat dibutuhkan.
Transisi ke sistem berbasis Open Source harus direncanakan dengan baik agar dapat mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penolakan penerapan sistem berbasis Open Source secara lebih kuat karena kegagalan sistem pada awal aplikasi yang disebabkan persiapan yang tidak baik. Selain itu untuk aplikasi sisteem Open Source sebaiknya dimulai dari level server disertai pengenalan dan pendidikan mengenai sistem berbasis Open Source termasuk aplikasi yang digunakan. Untuk kebutuhan belajar mengajar, peserta didik seharusnya dikenalkan secara lebih dekat dengan pemberian materi tentang Open Source, melibatkan dengan praktek langsung penggunaan Open Source dan proyek Open Source yang dilakukan. Transisi ini harus dilakukan dengan komitmen penuh dari seluruh pihak yang terlibat.
Manfaat Open Source Pada Dunia Pendidikan
Penggunaan sistem berbasis Open Source pada dunia pendidikan akan memberikan manfaat bagi banyak pihak. Manfaat yang dijanjikan oleh Open Source adalah :
1.Memberikan alternative pilihan software desktop yg murah
2.Meningkatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi
3.Memperkecil kesenjangan teknologi informasi
4.Meningkatkan akses informasi masyarakat
5.Meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan dan memanfaatkan informasi teknologi (kreativitas tidak dibatasi oleh software yg ada).
6.Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia bidang teknologi informasi (di perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat)
Aplikasi sistem berbasis Open Source memang sudah saatnya dipertimbangkan. Dimulai dari dunia pendidikan, diharapkan akan memasyarakatkan Open Source agar tidak terjadi ketergantungan dengan suatu vendor tertentu. Selain itu manfaat pemasyarakatan Open Source yang lain adalah memunculkan sumber daya manusia yang lebih siap dalam menghadapi persaingan global, mengurangi pembajakan, menciptakan lapangan pekerjaan dan menghemat pengeluaran negara.
Referensi
http://anggriawan.web.id/2008/11/open-source-solusi-di-masa-krisis.html
http://counter.li.org/reports/place.php?place=ID
http://edubuntu.org
http://rahard.wordpress.com/author/rahard/
http://sewukata.wordpress.com/2008/10/22/perusahaan-open-source-yang-sukses/
http://unggulo.wordpress.com/2008/12/16/deklarasi-indonesia-go-open-source-igos-dan-implikasinya-di-bidang-pendidikan/
http://www.sun.com/software/products/mysql/popup.jsp?info=1
Sowe, Sulayman K. (2002). Emerging Free/Open Source Software Practices: Implications for Business and Education .Aristotle University
Apabila dicermati dari sudut pandang teknologi informasi,di era kompetisi global seperti sekarang ini, sistem informasi adalah salah satu bagian dari tulang punggung korporat, yang bisa menjadi salah satu ukuran kompetitif atau tidaknya sebuah perusahaan. Begitu vitalnya jaringan komputer ini, sehingga kegagalannya akan berakibat hilangnya produktivitas serta kerugian finansial. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin tetap kompetitif menginginkan sebuah sistem informasi yang dapat diandalkan, serta mampu bekerja optimal dengan tingkat kegagalan serendah mungkin ditambah memiliki biaya kepemilikan total (instalasi dan perawatan) yang rendah sehubungan dengan adanya pemotongan anggaran untuk kebutuhan ini. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang mulai mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi mereka.Dengan pertimbangan hal tersebut, kini banyak organisasi yang mulai melakukan aplikasi sistem berbasis open source, karena open source (OSS) menyediakan berbagai aplikasi yang ditawarkan dengan harga murah bahkan tidak jarang gratis, dan dapat dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan perusahaan karena terbukanya kode dalam software yang dapat dirubah, dan membuka kesempatan untuk mengembangkan aplikasi yang dilakukan bersama-sama dengan komunitas yang juga pastinya akan mengurangi biaya IT dari perusahaan tersebut. Penghematan biaya akan sangat dirasakan oleh perusahaan dengan kebutuhan IT yang kompleks. Sebagai contoh kasus dari Sun Microsystem yang dapat dikatakan merupakan perusahaan penyumbang kode Open Source terbesar. Misalkan, ada sebuah perusahaan, dengan kira-kira 1000 pegawai, menjalankan bisnisnya dengan 20 dual-core server aplikasi dan 10 dual-core server basis data. Jika perusahaan tersebut menggunakan aplikasi proprietary (dalam hal ini WebLogic Enterprise & Oracle Enterprise), maka perusahaan tersebut akan mengeluarkan dana sebesar U$3,237,000 selama 3 tahun. Sedangkan jika perusahaan mengunakan aplikasi Open Source (dalam hal ini Glassfish Enterprise Server & MySQL Enterprise Gold), maka perusahaan tersebut hanya akan mengeluarkan dana sebesar US$240,000. Detail perhitungan dapat di lihat di sini. Beberapa perusahaan Indonesia yang telah memulai aplikasi sistem informasi berbasis Open Source diantaranya adalah PT. Telkom dan Kompas.
Open Source dan Dunia Pendidikan
Untuk melakukan aplikasi sistem Open Source maka organisasi perlu mempersiapkan sumber daya manusia yang siap untuk melakukan perubahan. Dengan kesiapan sumber daya manusia yang dimiliki dan dukungan komunitas, maka organisasi akan semakin terbebas dari ketergantungan terhadap vendor tertentu dan dapat terus menerus memperbaiki sistem informasi yang dimiliki. Untuk kebutuhan persiapan sumber daya manusia ini sebenarnya dapat dimulai dari institusi pendidikan.
Solusi sistem informasi berbasis Open Source seharusnya mulai diperkenalkan pada akademisi, pelajar, dan mahasiswa (under-graduate maupun post-graduate) agar individu-individu tersebut memasuki sebuah organisasi yang mengaplikasikan sistem berbasis Open Source, mereka telah memiliki bekal yang cukup. Pengenalan Open Source di dunia pendidikan juga sejalan dengan deklarasi Indonesia Goes Open Source (IGOS) yang dideklarasikan pada 30 Juni 2004. IGOS adalah keputusan strategis di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari pemerintah Republik Indonesia melalui lembaga-lembaga terkait yang ditandatangani oleh : Menteri Riset dan Teknologi, Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman dan HAM, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Pendidikan Nasional. IGOS adalah sebuah gerakan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah, yang merupakan sebuah ajakan untuk mengadopsi Open Source di lingkungan pemerintah. Meskipun hanya ditandatangani oleh lima kementrian dan departemen, namun implementasinya didukung luas oleh lembaga-lembaga dan departemen lain misalnya Departemen Tenaga Kerja, Depdiknas dan Presiden sendiri, dengan membentuk Dewan TIK Nasional (DeTIKNas) sebagai penasihat presiden dalam urusan dan keputusan terkait Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia. Deklarasi IGOS bertujuan agar bangsa Indonesia dapat membangun aplikasi peranti lunak komputer yang berkode sumber terbuka, membuat bangsa Indonesia dapat dengan mudah merancang, membuat, merekayasa dan menjual produk intelektual dengan mudah, murah dan tidak tergantung kepada pihak-pihak tertentu yang sewaktu-waktu dapat memaksakan kepentingan terkait dengan kebutuhan dukungan terhadap produk.
Ada dua implikasi dari deklarasi IGOS ini bagi dunia pendidikan. Pertama, dilihat dari ditandatanganinya Deklarasi oleh Menteri Pendidikan Nasional pada waktu itu, secara internal menjadikan Open Source menjadi pilihan bagi departemen terkait. Sedangkan secara eksternal, memberikan perintah tidak langsung bahwa dunia pendidikan sudah menerima Open Source menjadi pilihan sistem operasi maupun aplikasi sehar-hari. Kedua, sektor pendidikan yang sudah stabil mendorong aktivitas pembelajaran, riset dan kemungkinan untuk melakukan migrasi ke Linux. Mulai dari kurikulum perguruan tinggi, mulai dirombak dan didasari oleh dasar kurikulum TIK yang open source, kalau tidak dapat disebut bebas dari pengaruh sistem operasi tertentu. Hingga kegeliat sektor swasta dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM TIK berbasis Linux/FOSS. Muncul dan kian berkembang lembaga-lembaga training komputer yang memfokuskan diri dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang diperlukan dalam rangka pemenuhan SDM yang memiliki kompetensi dalam bidang TIK yang dibutuhkan.
Selain untuk mempersiapkaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bersaing, pengenalan Open Source pada masyarakat terutama di dunia pendidikan dapat mengurangi pembajakan yang terjadi di Indonesia yang dikatakan merugikan negara sampai $3 juta (detik.com).
Resistensi Open Source Pada Dunia Pendidikan
Yang banyak terjadi di lingkungan pendidikan adalah terjebaknya para pendidik dan siswa/mahasiswa kepada suatu 'produk software' yang terlanjur mendominasi pasar, tidak kepada substansi dasar pendidikan itu sendiri. Jebakan yang paling parah adalah ketika civitas dunia pendidikan mulai menggunakan software ilegal dan akhirnya merasa bahwa hal itu adalah hal yang lumrah padahal itu merupakan hal yang sangat memalukan apalagi di lingkungan pendidikan. Seharusnya di lingkungan pendidikan terjadi apresiasi yang cukup baik terhadap karya intelektual, tetapi yang terjadi malah sebaliknya.
Proses melakukan copy software dengan copyright secara ilegal yang terjadi di kalangan pendidikan bukan tidak mungkin karena para dosen/guru justru dengan sengaja atau tidak sengaja mengarahkan para siswa/mahasiswa untuk melakukan pembajakan software. Penetapan kurikulum mata kuliah yang menjurus kepada suatu produk komersial misalnya, (yang memiliki standar harga tinggi untuk kebanyakan orang) juga bisa menjadi pemicu terjadinya pembajakan software.
Mitos yang mendasari penolakan penggunaan Open Source seperti yang dikemukakan oleh Menristek Kusmayanto Kadiman adalah :
Pertama, open source dianggap hanya layak digunakan oleh pakar TI, dan kebiasaan serta pengetahuan yang dimiliki mengenai software propietary dirasa sudah cukup untuk melakukan tugas sehingga tidak perlu melakukan proses pembelajaran ulang untuk sebuah sistem baru tanpa mempertimbangkan manfaat yang akan didapat dengan pembelajaran tersebut.
Kedua, masih banyak kalangan pebisnis yang mempertanyakan keuntungan dari Open Source. Dengan adanya mitos tersebut, menyebabkan penolakan pada dunia pendidikan karena ditakutkan bahwa output dari dunia pendidikan akan menjadi tidak laku di pasar.
Ketiga, masih banyak orang pesimistis terhadap dukungan untuk Open Source, misalnya ketersediaan aplikasi dan hardware yang mendukung. Pada dunia pendidikan muncul anggapan bahwa distro-distro yang ada belum memasukkan paket-paket aplikasi pendidikan.
Mitos-mitos di atas sebenarnya dapat dipatahkan dengan melihat beberapa fakta yang ada, yaitu :
Berdasarkan penelitian Ghosh et al (2002) persentasi terbesar dari anggota komunitas Open Source berasal dari rentang umur 10-25 tahun dengan 75,1%. Memang ketika dilihat dari profesi pengguna Open Source masih dikuasai oleh para pakar IT, tetapi pelajar masuk pada peringkat kedua dengan 15,8%.Hal ini menunjukan bahwa pendidikan Open Source dapat dilakukan sejak dini dan pada usia pendidikan formal mulai SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Open Source tidak hanya melulu milik para pakar IT.
Dengan pertumbuhan kebutuhan sistem informasi saat ini dan terjadinya resesi global, memaksa banyak perusahaan untuk mencari solusi alternatif. Salah satu opsi dari solusi alternatif itu merupakan aplikasi Open Source. Maka akan muncul permintaan dari pasar tenaga kerja untuk ketrampilan dan pengetahuan mengenai Open Source. Ketrampilan dan pengetahuan Open Source dapat menjadi bekal untuk bersaing di dunia kerja karena sumber daya manusia dengan bekal pengetahuan Open Source termasuk dalam 12 kebutuhan IT yang paling dicari.
Kebutuhan Open Source untuk dunia pendidikan saat ini sudah diakomodir dengan adanya distro Linux yang memaketkan aplikasi pendidikan pada sistem operasi mereka. Salah satu contohnya adalah Edubuntu (http://edubuntu.org) yang merupakan produk turunan dari Ubuntu Linux dengan paket aplikasi yang disesuaikan untuk kebutuhan pendidikan mulai dari game untuk TK, hingga kebutuhan aplikasi pengolah data untuk Mahasiswa.
Dukungan yang diberikan oleh Open Source untuk para penggunanya juga dapat diperoleh dengan mudah dengan memanfaatkan dukungan formal dari distro besar (Ubuntu, Debian, Red Hat, dll) dan dukungan dari komunitas pengguna Open Source. Selain itu juga ada support dari beberapa distro linux yang menyediakan program partner untuk kalangan pendidikan, seperti yang ditawarkan Canonical. Dukungan hardware Open Source dapat dilihat dari dukungan Linux terhadap hardware yang beredar di pasaran saat ini. Kemampuan dukungan Linux terhadap hardware tersebut memudahkan pengguna untuk melakukan aplikasi Linux secara luas pada PC.
Penggunaan Open Source Pada Dunia Pendidikan
Kemampuan sistem Open Source yang sangat terbuka untuk dikembangkan memiliki potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan secara luas. Dunia pendidikan di Indonesia seharusnya mulai mempertimbangkan pengenalan dan penggunaan Open Source secara komprehensif pada seluruh fungsi yang layak untuk menggunakan aplikasi Open Source.
Sistem berbasis Open Source dapat digunakan dalam berbagai macam fungsi yang ada di dunia pendidikan. Untuk Administasi dan operasional lembaga pendidikan, Open Source dapat digunakan sebagai basis pembangunan sistem jaringan sehingga akan menghemat biaya IT. Untuk kebutuhan belajar mengajar, Open Source dapat dipergunakan sebagai sarana praktek operasional sistem informasi dan pembelajaran mengenai cara kerja sistem informasi dengan berbagai cara. Open Source juga dapat berguna sebagai bahan penelitian untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang kemudian dapat digunakan untuk masyarakat umum sehingga penggunaan Open Source pada dunia pendidikan akan menguntungkan banyak pihak. Selain itu dengan semakin banyak digunakannya Open Source maka dukungan terhadap pengguna Open Source yang tersedia juga akan semakin banyak. Indonesia masih menduduki peringkat ke 131 di dunia untuk pengguna Open Source dan akan segera disusul oleh Guyana berdasarkan data statistik dari http://counter.li.org/reports/place.php?place=ID. Sehingga upaya memasyarakatkan Open Source harus legih digalakan untuk mendukung program IGOS, dan support dari kalangan pendidikan sangat dibutuhkan.
Transisi ke sistem berbasis Open Source harus direncanakan dengan baik agar dapat mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk mencegah penolakan penerapan sistem berbasis Open Source secara lebih kuat karena kegagalan sistem pada awal aplikasi yang disebabkan persiapan yang tidak baik. Selain itu untuk aplikasi sisteem Open Source sebaiknya dimulai dari level server disertai pengenalan dan pendidikan mengenai sistem berbasis Open Source termasuk aplikasi yang digunakan. Untuk kebutuhan belajar mengajar, peserta didik seharusnya dikenalkan secara lebih dekat dengan pemberian materi tentang Open Source, melibatkan dengan praktek langsung penggunaan Open Source dan proyek Open Source yang dilakukan. Transisi ini harus dilakukan dengan komitmen penuh dari seluruh pihak yang terlibat.
Manfaat Open Source Pada Dunia Pendidikan
Penggunaan sistem berbasis Open Source pada dunia pendidikan akan memberikan manfaat bagi banyak pihak. Manfaat yang dijanjikan oleh Open Source adalah :
1.Memberikan alternative pilihan software desktop yg murah
2.Meningkatkan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang teknologi informasi
3.Memperkecil kesenjangan teknologi informasi
4.Meningkatkan akses informasi masyarakat
5.Meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan dan memanfaatkan informasi teknologi (kreativitas tidak dibatasi oleh software yg ada).
6.Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia bidang teknologi informasi (di perguruan tinggi, sekolah, dan masyarakat)
Aplikasi sistem berbasis Open Source memang sudah saatnya dipertimbangkan. Dimulai dari dunia pendidikan, diharapkan akan memasyarakatkan Open Source agar tidak terjadi ketergantungan dengan suatu vendor tertentu. Selain itu manfaat pemasyarakatan Open Source yang lain adalah memunculkan sumber daya manusia yang lebih siap dalam menghadapi persaingan global, mengurangi pembajakan, menciptakan lapangan pekerjaan dan menghemat pengeluaran negara.
Referensi
http://anggriawan.web.id/2008/11/open-source-solusi-di-masa-krisis.html
http://counter.li.org/reports/place.php?place=ID
http://edubuntu.org
http://rahard.wordpress.com/author/rahard/
http://sewukata.wordpress.com/2008/10/22/perusahaan-open-source-yang-sukses/
http://unggulo.wordpress.com/2008/12/16/deklarasi-indonesia-go-open-source-igos-dan-implikasinya-di-bidang-pendidikan/
http://www.sun.com/software/products/mysql/popup.jsp?info=1
Sowe, Sulayman K. (2002). Emerging Free/Open Source Software Practices: Implications for Business and Education .Aristotle University
Cara Membuat Tulisan Berjalan di Blog
Contoh Tulisan Berjalan / Marquee Standar
Untuk membuat Tulisan Berjalan seperti diatas, kita membutuhkan kode html seperti dibawah ini :
<marquee>Contoh Teks Yang Dikenai Marquee</marquee>
Si <marquee> inilah yang nantinya akan membuat seluruh Tulisan atau Teks yang diapit kode tersebut dapat bergerak.
Yang diatas itu kan Tulisan Berjalan yang biasa saja tanpa tambahan efek apapun pada kode html. Kita pun bisa memvariasikan kode <marquee> diatas dengan JavaScript atau HTML yang lain, agar lebih jelas kita masuk contoh saja.
Cara Menambahkan Warna Background di Tulisan Berjalan
Untuk menambahkan warna background, kita perlu menyisipkan style="background: warna;"kedalam kode marquee-nya, dibawah ini adalah contoh jika kita ingin memberi warna abu-abu pada Marquee Text.
<marquee style="background: gray;">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Dengan Background Abu-abu</marquee>
Maka hasil dari kode HTML diatasa akan nampak seperti ini.
Tulisan Berjalan diatas susah untuk dibaca bukan ? kita juga bisa mengganti warna dari Teks diatas, agar kontras dengan backgroundnya.
Cara Mengganti Warna Tulisan Berjalan
Disini saya akan mencotohkan bagaimana mengganti warna Tulisan Berjalan diatas dengan warna Putih agar teks tersebut mudah untuk terbaca.
Kode yang kita pakai adalah seperti ini :
<marquee style="background: gray; color: white;">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Dengan Background Abu-abu Teks Putih</marquee>
Dan Hasilnya akan nampak seperti dibawah ini :
Cara Membuat Tulisan Berjalan Setengah Layar
Selain mengganti warna dan juga background kita juga bisa membuat Tulisan Berjalan tersebut hanya tampil dari tengah, tidak full dari kanan ke kiri.
Dan cara ini tergantung dari Div atau Nav pembungkus Marquee Teks tersebut, artinya jika lebar selector Div hanya 500px maka Tulisan berjalan akan muncul pada pixel ke 250 - 0 (tengah ke kiri).
Contoh penerapan dalam kode HTML :
<marquee width="50%">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Width 50%</marquee>
Kode HTML diatas akan membuat tulisan 'Contoh Teks Yang Dikenai Marquee' akan berjalan dari tengah-tengah layar menuju ke kiri, atau lebih jelasnya seperti contoh dibawah ini :
Dan Anda pun bebas mengganti persentase tersebut. Semakin kecil maka semakin ke kiri pula teks yang akan tampil.
Diatas kita hanya menggunakan HTML dan CSS bukan, nah sekarang kita akan menambahkan JavaScript kedalam kode <marquee> tersebut.
Cara Membuat Tulisan Berjalan Dengan Jeda
Jika normalnya Tulisan Bejalan atau <marquee> selalu berjalan tanpa henti dari kanan ke kiri, maka kita bisa menyuruhnya untuk berhenti sejenak (jeda) dengan cara menambahkan kode berikut.
<marquee scrolldelay="500">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Scrolldelay 500</marquee>
500 disini maksudnya adalah 0,5 Detik bukan 500 Detik. Jadi kode diatas jika dijalankan akan membuat Teks yang ada didalam kode <marquee></marquee> berhenti sejenak setiap 0,5 Detik.
Contohnya seperti dibawah ini :
Cara Mengatur Kecepatan Tulisan Berjalan
Walaupun standar dari Marquee Text sudah sesuai (tidak terlalu cepat atau lambat) namun jika Anda merasa Tulisan Berjalan tersebut begitu amat cepat, Anda bisa dengan mudah mengatur kecepatannya, yaitu dengan menambahkan scrollamount="angka"
Contoh penerapan dalam HTML :
<marquee scrollamount="10">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Dengan Speed Scroll Amount 10</marquee>
Dan kode tersebut akan menghasilkan efek seperti ini :
Saya sendiri tidak tahu persis makna dari angka 10 tersebut, apakah 10px per detik atau apalah saya kurang tahu, Tapi yang jelas jika Anda merubah angkanya menjadi lebih besar, maka Kecepatan Tulisan Berjalan tersebut akan makin cepat.
Cara Membuat Tulisan Berjalan Dari Kiri ke Kanan
Seperti yang kita semua tahu, bahwa Standar dari Teks Berjalan adalah mengarah Dari Kanan ke Kiri. Namun kali ini kita akan mencoba hal yang berbeda yaitu membalikkan arah pergerakannya (kiri ke kanan).
Kode HTML tambahan yang kita butuhkan adalah direction="right" yang nanti akan kita pasangkan dengan <marquee> tentunya.
Contoh penggabungan :
<marquee direction="right">Contoh Tulisan Berjalan Dari Kiri ke Kanan</marquee>
Dan hasilnya akan menjadi seperti ini :
Cara Membuat Tulisan Berjalan Memantul
Agar Tulisan Berjalan tersebut dapat memantul, kita cukup menambahkan behavior="alternate".
Contoh penambahan ke dalam HTML :
<marquee behavior="alternate">Contoh Tulisan Berjalan Dengan Efek Memantul</marquee>
Hasilnya setelah kita terapkan :
Cara Membuat Tulisan Berjalan Dari Bawah ke Atas
Sebenarnya kode untuk membuat Tulisan Berjalan Dari Bawah ke Atas sama saja dengan dengan Cara Membuat Tulisan Berjalan Dari Kiri ke Kanan, hanya saja kita mengubah valuenya menjadi direction="up"
Contoh penerspan :
<marquee direction="up">Contoh Tulisan Berjalan Dari Bawah ke Atas</marquee>
Dan Hasilnya :
Kata "up" juga bisa Anda ganti dengan down (untuk memberi efek tulisan berjalan dari atas ke bawah).
Cara Membuat Tulisan Berjalan Berhenti Ketika Disentuh Oleh Kursor Mouse
Membaca dalam kondisi teks sedang berjalan memang saya akui cukup sulit, nah untuk itu ada kode JavaScript (JS) untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()" kode JS tersebut fungsinya untuk menghentikan laju Tulisan Berjalan tersebut, dengan catatan ada Kursor Mouse yang melewati atau bersentuhan dengan Tulisan Berjalan.
Contoh Penggabungan JavaScript diatas dengan kode HTML Marquee :
<marquee onmouseover="this.stop()" onmouseout="this.start()">Contoh Teks Yang Dikenai Marquee Dan Akan Berhenti Jika Ada Kursor Diatasnya</marquee>
Dan hasil dari kolaborasi JavaScript dan HTML diatas adalah seperti dibawah ini :
Cara Memasang Kode Marquee di Dalam Artikel | Cara Memasang Kode Marquee di Dalam Widget |
---|---|
1. Masuk ke dalam Text Editor, lalu pilih Mode HTML 2. Copy dan Paste kode Marquee Anda disini 3. Beralihlah ke Mode Compose (jika berhasil text 4. akan berjalan) 4. Untuk memastikan kode berjalan sempurna klik pada Pratinjau | 1. Masuk ke dalam menu Tata Letak lalu Klik Tambahkan Gadget 2. Pilih opsi HTML/JavaScript 3. Copy dan Paste kode Marquee pada textare yang sudah disediakan 4. Klik Simpan dan silahkan dilihat hasilnya |
Sebenarnya masih banyak variasi-variasi yang bisa kita lakukan dengan <marquee> ini. Kalau sempat nanti pasti artikel cara membuat tulisan berjalan ini nantinya akan saya Update, jadi jangan sungkan-sungkan untuk membookmark halaman ini untuk mendapatkan update.an terbaru tentang cara membuat tulisan berjalan.
sumber:http://berguruseo.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)